Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) mengungkapkan kekeringan yang terjadi saat ini belum berdampak signifikan terhadap tanaman jagung.
“Namanya kekeringan pasti berdampak karena curah hujannya agak kurang dibandingkan tahun lalu. Tetapi sejauh ini belum signifikan,” ujar Ketua APJI Sholahuddin, Selasa (14/8).
Meski cukup berdampak terhadap hasil panen, tetapi kekeringan ini tidak akan sampai mempengaruhi target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah di tahun ini.
Menurut Sholahuddin, masa tanam jagung terjadi pada Oktober, dimana masa panennya pada Februari Maret. Masa tanam selanjutnya terjadi Februari dan Maret, sehingga panen akan berlangsung di Juni hingga Juli.
“Kalau lahan yang teririgasi teknis, panen berlangsung sepanjang tahun. Tetapi lahan yang terigasi teknis ini sedikit,” kata Sholahuddin.
Selain kekeringan yang mengganggu tanaman jagung, faktor lain yang perlu diperhatikan saat ini adalah serangan tikus. Dia bilang, dari laporan yang didapatkan sudah ada sekitar 1.000 ha lahan di wilayah Jawa Timur yang terkena serangan tikus.
“Dibandingkan laporan kekeringan, kami justru mendapat laporan serangan tikus yang mengganggu tanaman jagung,” ujarnya.
Tahun ini, Sholahuddin memperkirakan produksi jagung akan mencapai 26 juta ton. Produksi ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang berkisar 24 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News