kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kemdag: Kenaikan Dolar Belum Berdampak Pada Kenaikan Kedelai Dalam Negeri


Jumat, 28 Juni 2024 / 12:01 WIB
Kemdag: Kenaikan Dolar Belum Berdampak Pada Kenaikan Kedelai Dalam Negeri
ILUSTRASI. Harga kedelai naik: Para santri memproduksi tempe di Pondok Pesantren Sirajussaadah, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/11). Kemendag mengklaim menguatnya dolar terhadap rupiah belum berdampak pada peningkatan harga kedelai dalam negeri.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim menguatnya dolar terhadap nilai rupiah yang mencapai Rp 16.387 belum berdampak pada peningkatan harga kedelai dalam negeri. 

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim menjelaskan harga kedelai secara rata-rata internasional per Juni 2024 sebesar US$ 11,54/bushels atau mengalami penurunan dari rata-rata bulan lalu sebesar US$ 11,94/bushels. 

"Dan diperkirakan harga future kedelai periode Juli - Agustus 224 masih berkisar US$ 11,42 - 11,62/ bushels," jelas Isy pada Kontan.co.id, Jum'at (28/6). 

Baca Juga: Dolar AS Menguat, Siap-siap Harga Tahu Tempe Terdongkrak

Di lain sisi, harga dalam negeri sendiri berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag per Kamis (26/6) harga eceran kedelai nasional sebesar Rp 15.500/kg. 

Sementara, harga jual kedelai di tingkat KOPTI sebesar Rp10.673/kg, bahkan tercatat mengalami penurunan 1,85% dari bulan lalu. 

Isy menegaskan pihaknya secara berkala melakukan monitoring jumlah stok kedelai di tingkat importir. Menurutnya jumlah kedatangan setiap bulan mencapai kurang lebih 200.000 ton.  "Pasokan dimaksud cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga dua bulan mendatang," pungkasnya. 

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syaifuddin memproyeksi harga tahu dan tempe bisa naik 10%-15% imbas dari menguatnya nilai dolar. 

Baca Juga: Harga Gandum Turun ke Level Terendah Dua Bulan karena Panen Raya, Jagung juga Turun

Pasalnya, kebutuhan kedelai dalam negeri masih banyak dipenuhi oleh impor sebanyak 2,7 juta ton hingga 3 juta ton dari total kebutuhan kedelai yang mencapai 3,6 juta ton.  "Jadi pasti akan naik tapi bertahap sampai 10%-15% atau nilai kenaikanya Rp 1.000 - Rp 1.500 per potong," jelas Aip. 

Aip mengatakan, kenaikan harga tahu tempe bergantung dengan harga kedelai yang akan masuk. Namun, ia memprediksi dengan kurs dolar yang sudah lebih dari Rp 16.000 ini, harga kedelai di dalam negeri bisa mencapai Rp 12.000/kg, padahal harga normalnya adalah Rp 10.000 - Rp 10.500/kg. 

Menurutnya kenaikan akan mulai berasa pada Juli hingga September mendatang. Sementara pada bulan Oktober sampai Desember 2024 harga kedelai akan kembali menurun karena sumber impor seperti Amerika, Brazil dan Argentina melakukan panen raya. 

Baca Juga: Bidik Pendapatan Naik 10%, Cerestar Indonesia (TRGU) Andalkan Bisnis Pakan Ternak

"Biasanya trennya jadi turun lagi sampai dengan Desember nanti," urainya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×