Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan penjajakan kerja sama dengan Japan Foreign Traders Association (Jafta). Melalui penjajakan ini, Kemendag meminta Jepang memberikan akses ke pasar Jepang untuk tiga produk yaitu furniture kayu, produk fashion, dan produk makanan serta minuman.
Gatot Prasetyo Adjie Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Kemendag menuturkan, pertemuan dengan pihak Jafta kali ini baru sebatas saling tukar informasi saja dan belum ada kesepakatan kerja sama. “Pada pertemuan ini kami memberikan informasi bahwa ada tiga produk unggul yang bisa dipasarkan di Jepang bekerja sama dengan pengusaha lokal Jepang yaitu furniture, fashion, dan makanan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (12/9).
Sebagai info, dalam pertemuan tersebut dari pihak Indonesia dihadiri oleh tiga pengusaha UKM dalam negeri yaitu dari sektor furniture dan rumput laut. Serta dari pihak Jafta dihadiri oleh 23 pengusaha dari berbagai sektor seperti komponen otomotif, rumput laut dan produk teknologi kreatif.
Menurut Gatot, setelah terjalin kesepakatan kerja sama pihaknya berharap produk yang akan dipasarkan bisa menyesuaikan dengan peraturan perdagangan di Jepang. “Produk Kopi Vietnam di Jepang telah mengungguli produk dari negara Asia Tenggara lainnya, sehingga Indonesia harus bisa menyalip Vietnam,” ungkapnya.
Gatot mengatakan, peluang produk Indonesia bisa masuk ke Jepang cukup besar karena kerja sama bilateral yang telah terjalin erat selama ini. Menurut Gatot, biaya produksi di Jepang cukup tinggi sehingga untuk produk furniture dan produk fashion akan mudah untuk masuk.
Gatot menjelaskan, bahwa dengan adanya kerjasama dengan pihak Jafta diharapkan mampu meningkatkan aktivitas ekspor dalam negeri. Kemendag mencatat selama periode Januari-Juni 2012 total nilai ekspor Indonesia ke Jepang sebesar US$ 15,9 miliar turun 7% dari periode yang sama tahun 2011 sebesar US$ 17,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News