kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenperin dorong penerapan peta jalan industri kendaraan listrik dalam negeri


Selasa, 26 Oktober 2021 / 15:16 WIB
Kemenperin dorong penerapan peta jalan industri kendaraan listrik dalam negeri
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pembukaan pameran ?The Future Electric Vehicle Ecosystem for Indonesia?


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia tengah bersiap memasuki era industri kendaraan listrik dengan menyiapkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Hal ini telah dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Menindaklanjuti amanat tersebut, Kementerian Perindustrian telah merilis dua peraturan, yaitu Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle), serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28 Tahun 2020 tentang Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dalam Keadaan Terurai Lengkap dan Keadaan Terurai Tidak Lengkap.

“Melalui kedua peraturan tersebut, Kemenperin memberikan petunjuk bagi para stakeholder industri otomotif tentang strategi, kebijakan, dan program dalam rangka mencapai target Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor kendaraan listrik,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers di situs Kemenperin, Senin (25/10).

Baca Juga: Hyundai tunjuk Genesis Model Electrified G80 jadi mobil resmi VIP KTT G20 Bali 2022

Selanjutnya, Kemenperin menyusun skema importasi KBLBB dalam Keadaan Terurai Lengkap dan Keadaan Terurai Tidak Lengkap sebagai bagian tahap pengembangan industrialisasi KBLBB di Indonesia.

 Berdasarkan Peta Jalan Pengembangan KBLBB, pengembangan industri diawali melalui skema Completely Knock Down (CKD) sampai dengan tahun 2024, dilanjutkan dengan Incompletely Knock Down (IKD), dan Importasi secara part by part.

“Skema ini ditujukan agar diperoleh nilai tambah berupa peningkatan nilai TKDN melalui pendalaman manufaktur secara bertahap hingga 2030,” jelas Agus.

Menurutnya, pendalaman manufaktur ini direncanakan untuk bisa melibatkan sebanyak-banyaknya pelaku industri komponen lokal pada proses bisnis pembuatan ekosistem industri kendaraan listrik.

Kemenperin menyatakan, industri kendaraan listrik di Indonesia memiliki keharusan untuk memperhatikan pengembangan industri komponen.

Pasalnya, sejumlah 1.550 perusahaan industri komponen yang terbagi dalam tiga tier selama ini menjadi pemasok utama komponen kendaraan Internal Combustion Engine (ICE). Sebagian besar di antaranya (anggota tier-2 dan tier-3) merupakan industri kecil dan menengah.

“Proses transisi industrialisasi dari kendaraan konvensional dan kendaraan listrik harus dapat semaksimal mungkin melibatkan sektor IKM yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional,” tegas Agus.

Dalam peta jalan tersebut juga terdapat panduan penguasaan komponen utama kendaraan bermotor, yaitu baterai, motor listrik, dan converter.

Baca Juga: Apa saja kendaraan yang kebal kebijakan ganjil genap Jakarta?

Dalam kerangka itu, pemerintah juga memacu pengembangan industri baterai yang dimulai dari proses perakitannya sampai dengan daur ulang baterai, sehingga Indonesia bisa mempunyai industri baterai terintegrasi dan siap untuk mendukung ekosistem industri mobil berbasis listrik.

Dalam peta jalan tersebut, Kemenperin menargetkan produksi mobil listrik dan bus listrik pada tahun 2030 mencapai 600.000 unit. Angka tersebut diproyeksikan dapat mengurangi konsumsi BBM sebesar 7,5 juta barrel dan menurunkan emisi CO2 sebanyak 2,7 juta ton.

Hal ini selaras dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada tahun 2030, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada COP21 di Paris pada Desember 2015.

Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) yang akan menjadi perusahaan industri otomotif pertama di Indonesia yang melakukan proses produksi kendaraan listrik pada Maret 2022. Pada tahap awal, HMMI akan memproduksi1.000 unit kendaraan listrik per tahun.

“Produksi kendaraan listrik ini tentunya menjadi showcase kapabilitas industri otomotif Indonesia yang juga bergerak ke arah industri yang ramah lingkungan, sekaligus memberi pesan kepada dunia internasional bahwa Indonesia siap menjadi hub ekspor utama bagi kendaraan listrik di ASEAN dan wilayah sekitarnya,” ungkap Agus.

Ia pun berpesan agar perusahaan menerapkan teknologi Industri 4.0 di seluruh lini produksi, serta melibatkan IKM sebagai bagian dari global supply chain perusahaan.

Selain itu, Kemenperin mengundang HMMI untuk mendirikan akademi atau politeknik yang lulusannya secara otomatis bisa menjadi pekerja dengan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri maupun di lini purnajual untuk melayani kebutuhan konsumen.

Baca Juga: Ikut Expo 2020 Dubai, pemerintah beberkan potensi industri otomotif dan elektronik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×