kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenperin Mencatat Investasi Sektor Industri Petrokimia Mencapai US$ 50 Miliar


Rabu, 19 Oktober 2022 / 21:29 WIB
Kemenperin Mencatat Investasi Sektor Industri Petrokimia Mencapai US$ 50 Miliar
ILUSTRASI. Kemenperin Memproyeksikan Investasi di Sektor Industri Petrokimia Bernilai US$ 50 Miliar Akan Serap Tenaga Kerja Baru


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan industri kimia semakin cerah, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatatkan terdapat 20 proyek investasi di sektor industri petrokimia dengan proyeksi nilai sebesar US$ 50 miliar sepanjang tahun 2020-2030.

"Dengan adanya peningkatan investasi ini, ada potensi untuk penambahan jumlah tenaga kerja,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan dalam keterangan resminya (18/10).

Arus Gunawan menyebutkan terdapat dua proyek besar industri petrokimia di wilayah Banten, seperti pembangunan pabrik Chandra Asri Perkasa (CAP2) dan Lotte Chemical Indonesia yang keduanya menyerap tenaga kerja sebanyak 45.000 orang di bidang konstruksi dan 2.500 orang untuk operasional.

Baca Juga: Sasar Pemain Manufaktur Global, Kemenperin Akselerasi Making Indonesia 4.0

“Dari dua proyek itu saja, tenaga kerja yang dibutuhkan sangat banyak. Oleh karenanya, kami berupaya untuk terus menyediakan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten,” tuturnya. Dalam hal ini, Kemenperin juga telah memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Petrokimia di Serang, Banten.

Melihat hal ini Kemenperin mendorong pertumbuhan industri kimia agar dapat memperdalam struktur manufaktur di dalam negeri sekaligus memacu program substitusi impor. Apalagi, industri kimia merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0

Sebagai upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia di bidang industri petrokimia, Kemenperin telah meresmikan Politeknik di Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) pada April lalu. Arus Gunawan bilang “Kampus ini masih bayi atau baru lahir, tapi keunggulannya antara lain adalah sesuai dengan spesifikasi dan teknisnya, dekat dengan industrinya, serta menerapkan dual system".

Di samping itu, Kemenperin telah menjalin kerja sama ikatan kerja dengan berbagai perusahaan industri petrokimia. Nantinya mahasiswa yang lulus bisa langsung terserap ke dalam industri kerja. Saat ini, sudah ada kerja sama dengan 11 perusahaan petrokimia dan 2 asosiasi industri.

Ke-11 perusahaan tersebut, yakni PT. Chandra Asri Petrochemical, PT. Petrokimia Butadiene Indonesia, PT. Pupuk Indonesia, PT. Cabot Chemical Indonesia, PT. Polytama Propindo, PT. Petro Oxo Nusantara, PT. Mitsubishi Chemical Indonesia, PT. Trinseo Materials Indonesia, PT. Nippon Shokubai Indonesia, PT. Asahimas Chemical, dan PT. Lotte Chemical Titan Nusantara. Sedangkan, dua asosiasinya adalah Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia, serta Federasi Industri Kimia Indonesia.

“Dalam upaya pengembangan Politeknik ini, kami juga menjalin kerja sama dengan pihak dari luar negeri, seperti SECO Swiss,” kata Arus Gunawan.

Dalam pelakanaan proses belajar mengajarnya, Politeknik ini menerapkan model pendidikan 3-2-1 (3 semester di kampus, 2 semester di industri, dan 1 semester untuk menyusun tugas akhir). Selain itu, kurikulumnya mengacu pada SKKNI, dilengkapi dengan teaching factory dan laboratorium, serta memiliki mesin dan peralatan praktik yang sesuai dengan di industri.

Baca Juga: Industri Keramik Investasi Rp 300 Miliar, RI Menuju Produsen Lima Besar Dunia

Politeknik Industri Petrokimia menawarkan tiga program studi tingkat Diploma 3 (D3), yakni Teknologi Proses Industri Petrokimia, Teknologi Mesin Industri Petrokimia, dan Teknologi Instrumentasi Industri Petrokimia. Seluruh mahasiswa angkatan pertama dibebaskan dari biaya kuliah, sehingga tidak perlu membayar biaya pendaftaran, biaya semester, uang gedung, dan biaya kuliah lainnya sampai lulus.

“Pada angkatan pertama, peminat yang daftar lebih dari 2.300 orang, sedangkan yang lulus diterima dan menjadi angkatan pertama sebanyak 125 mahasiswa untuk tiga program studi,” papar Arus.

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menyampaikan apresiasinya kepada BPSDMI Kemenperin yang telah memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Petrokimia. “Kami mendukung dan merekomendasikan untuk terwujudnya pendirian Politeknik Industri Petrokimia, agar SDM lokal mempunyai keterampilan dan kompetensi khususnya di industri petrokimia,” katanya dalam pernyataan resminya (18/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×