Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mengimbau dan mengajak semua pihak untuk memprioritaskan produk dalam negeri dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini guna menjaga keberlangsungan usaha sektor industri di tengah dampak pandemi Covid-19.
“Apabila sektor industri tetap beroperasi, tentu saja akan memberikan efek berganda yang luas bagi perekonomian nasional. Misalnya, selain memenuhi kebutuhan masyarakat, juga akan menyumbangkan kepada devisa dari ekspor dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers di situs Kemenperin yang dikutip Kontan.co.id, Kamis (22/4).
Agus pun menegaskan, di tengah situasi pandemi saat ini, sektor industri manufaktur dalam negeri terus dipacu untuk menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat. Salah satu sektor industri yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat contohnya adalah produsen kompor listrik.
Hal tersebut sejalan dengan program konversi 1 juta kompor listrik/induksi yang telah diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui penandatanganan MoU untuk diversifikasi kompor gas LPG menjadi kompor listrik.
Guna mendukung program 1 juta kompor listrik, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier telah memastikan kemampuan produksi dari industri dalam negeri.
Baca Juga: Kemenperin dorong peningkatan peran industri fashion dalam pemulihan ekonomi
Dia menyebut, saat ini telah ada dua industri dalam negeri yang sudah memproduksi kompor listrik. Pertama, ada PT Adyawinsa Electrical and Power. Merek produknya adalah Myamin dengan kapasitas produksi 17.000 unit per tahun untuk satu lini produksi dan dapat ditingkatkan hingga delapan lini produksi.
Kedua, terdapat PT Maspion dengan merek Maspion yang memiliki kapasitas sebanyak 300.000 unit per tahun.
Di samping itu, Kemenperin juga sudah melakukan koordinasi dengan PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) yang telah menyatakan kesiapannya untuk memproduksi kompor listrik.
“Dengan begitu, kami optimistis industri dalam negeri mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi satu juta kompor listrik,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pemanfaatan listrik sebagai energi rumah tangga memiliki keunggulan seperti lebih hemat, praktis, modern, nyaman, aman, ramah lingkungan (tanpa gas CO), dan tanpa api.
Selain itu, Kementerian BUMN menyampaikan bahwa pemerintah dapat menghemat dana sebesar Rp 60 triliun dari nilai impor LPG. Pemanfaatan kompor listrik juga menjadi salah satu upaya untuk memaksimalkan cadangan listrik yang ada untuk dialihkan penggunaannya untuk produk tersebut.
Untuk memastikan program konversi 1 juta kompor listrik ini dapat berjalan dengan dukungan dari industri dalam negeri, Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), serta kementerian dan lembaga terkait lainnya untuk menyusun strategi bersama dalam meningkatkan penerapan kompor listrik hasil produksi dalam negeri.
Selanjutnya: Lippo Karawaci (LPKR) catatkan kenaikan marketing sales sebesar 86% pada kuartal I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News