Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin serius mendorong pengembangan industri sepeda di tanah air agar bisa berdaya saing dan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor. Hal ini seiring meningkatnya permintaan di masyarakat terhadap alat transportasi gowes tersebut.
"Kebutuhan sepeda di dalam negeri melonjak signifikan di masa pandemi Covid-19, dengan mencapai lebih dari 8-9 juta unit, baik untuk sepeda dewasa maupun anak-anak," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, di Jakarta, Jumat (17/7).
Menperin menyatakan, tingginya permintaan pasar itu menjadi peluang yang baik bagi industri sepeda nasional untuk lebih memacu kapasitas produksinya. "Kita melihat tren pembelian sepeda oleh masyarakat semakin besar, ini menjadi momentum yang sangat tepat bagi pabrikan untuk meraih pasar tersebut dengan menambah produksi," paparnya
Baca Juga: Kemenperin berkomitmen perkuat rantai pasok industri sepeda hulu sampai hilir
Pada Kamis (16/7) kemarin, Menperin didampingi Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier, Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih, serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Doddy Rahadi mengunjungi pabrik sepeda PT Terang Dunia Internusa (United Bike) di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
Dari hasil kunjungan tersebut, pihaknya melihat hal yang membanggakan, bahwa ada industri sepeda di dalam negeri yang telah memproduksi sepeda dan mengisi kebutuhan pasar nasional sejak 50 tahun yang lalu.
Pada kesempatan itu, Menperin dan rombongan meninjau langsung proses produksi dan menguji coba beberapa produk sepeda merek United. Salah satu yang dijajal, yakni jenis sepeda lipat, dirasa cukup nyaman dan tidak kalah bersaing dengan sepeda lipat impor.
"Paling tidak dari ukuran, saya merasa pas. Waktu saya coba, dari cara mengayuhnya juga enak. Ketika mengganti gigi, itu juga smooth. Enggak kalah, bahkan lebih baik dari merek impor yang sangat terkenal," ungkapnya.
Menteri AGK pun memberikan apresiasi kepada PT Terang Dunia Internusa yang bertekad untuk lebih mengoptimalkan penggunaan komponen lokal. Untuk sepeda kelas ekonomi, hampir semua komponen itu bisa diproduksi dari pabrik ini sendiri. Selain itu, perusahaan telah bekerja keras memenuhi lonjakan permintaan kosumen domestik, dengan menambah dua shift kerja.
Baca Juga: Waspada! Brompton curian diduga dijual di Indonesia, begini cara mengeceknya
Bahkan, ia melanjutkan, pabrikan sepeda United telah melakukan kegiatan ekspor. Beberapa produknya diminati oleh kosumen di Jerman. Artinya, industri kita mendapat kepercayaan tinggi di pasar Uni Eropa, yang kita ketahui mereka punya standar relatif tinggi.
Menperin optimistis, dengan dukungan sumber daya manusia kompeten dan memanfaatkan teknologi modern, industri sepeda nasional mampu kompetitif di kancah global. "Apalagi, anak bangsa kita punya kemampuan yang tinggi untuk memproduksi apapun, termasuk sepeda dan aksesorisnya," ujarnya.
Hingga saat ini, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk sepeda produksi industri nasional, telah mencapai 50-60 persen. Apabila salah satu komponen seperti gear sepeda bisa diproduksi dari dalam negeri, akan menambah 10% dari TKDN. Kemenperin juga akan mendorong sektor manufaktur pendukung, seperti industri besi dan baja dapat memasok kebutuhan bahan baku bagi produsen sepeda di tanah air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News