Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BOGOR. Kementrian Pertanian menjamin keamanan pasokan sapi hidup untuk memenuhi kebutuhan Rumah Potong Hewan (RPH).
Berdasarkan kuota sapi hidup yang saat ini ditetapkan oleh pemerintah mencapai 283.000 ekor. Hingga 1 Oktober, realisasi impor sapi hidup mencapai 242.183 ekor atau sudah mencapai 85% dari kuota. "Hingga akhir tahun, masih ada sekitar 40.000an sapi hidup yang bisa diimpor," ujar Direktur Budidaya, Dirjen Peternakan, Kementrian Pertanian, Fauzi Lutan, Sabtu (6/10).
Menurut Fauzi, pemerintah berusaha mengamankan sapi hidup demi mencukupi kebutuhan daging. Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian, stok sapi per 1 Oktober di 29 RPH jumlahnya mencapai 136.333 ekor, sebanyak 100.049 diantaranya adalah sapi impor dan sisanya lokal.
"Pasokan sapi lancar, mereka memotong setiap hari. Ini adalah gambaran bahwa pasokan kita dari sapi hidup aman," kata Fauzi.
Hal yang berbeda datang dari Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Raya. Menurut Ketua Umum KDS Jakarta Raya, Sarman Simanjorang kebutuhan daging sapi di pasaran masih kurang. Hal ini terbukti dari kenaikan harga yang terjadi. "Kalau ini dibiarkan, harga daging sapi saat natal dan tahun baru bisa mencapai Rp 130.000 per kg," kata Sarman.
Menurut pengakuan Sarman, pihaknya sudah meminta tambahan imp or daging sapi kepada Dirjen Peternakan untuk industri Hotel Restaurant dan Katering (Horeka). Pihaknya juga sudah melakukan kajian terhadap kebutuhan daging sapi pasca lebaran. Hasil kajian KDS Jakarta Raya adalah selama kurun waktu September hingga Desember membutuhkan tambahan impor daging sebesar 33.000 ton.
"Kami sudah berikan hasil kajian ini kepada pemerintah tetapi belum ada respon-nya. Minggu depan, kami akan ke pemerintah lagi," kata Sarman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News