Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berusaha mengurangi ekspor gas. Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar bilang, dalam konsep Nawacita, kedaulatan energi harus digunakan untuk kepentingan nasional.
Salah satu caranya dengan menjadikan energi sebagai modal pembangunan, terutama dalam penggunaan gas domestik. Arcandra menargetkan, adanya peningkatan gas untuk domestik dibanding dengan ekspor.
Saat ini, konsumsi gas domestik baru mencapai sekitar 60%. Pada tahun 2019 ditargetkan menjadi sekitar 64%.
"Peningkatannya tidak terlalu banyak, tapi pada akhirnya, pada tahun 2030, itu akan sekitar 0% gas yang akan kita ekspor," imbuh Arcandra pada Kamis (15/12).
Dengan begitu, multiplier effect akan dirasakan masyarakat. Arcandra pun menyebut cara agar multiplier effect bisa dirasakan masyarakat adalah dengan membuat memperpanjang rantai pengolahan kegiatan yang berkaitan dengan mineral atau minyak bumi atau gas.
"Kalau kami lihat selama ini migas hanya digunakan atau diprogramkan untuk pemasukan dalam hal pajak maupun PNBP (pendapatan negara bukan pajak). Ke depannya, kami akan merencanakan gas nantinya tidak hanya sebagai penggerak ekonomi tapi juga diharapkan untuk membangun kawasan dimana pertumbuhan ekonomi masih sedikit," pungkas Arcandra.
Dia menyebut proyeksi produksi gas bumi pada tahun depan masih berkisar 1.150 boepd. Sementara produksi minyak ditargetkan capai 815.000 BOPD.
"Kemudian kami harapkan penggunaan gas bumi di dalam negeri pada 2017 sekitar 62%, batubara sekitar 29%," tandas Arcandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News