Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal memanggil Pertamina serta pengelola SPBU swasta, yakni Shell, BP, dan Vivo, pada Selasa (9/9).
Pertemuan tersebut akan membahas sinkronisasi pasokan bahan bakar minyak (BBM) menyusul laporan kekosongan stok di sejumlah SPBU non-Pertamina.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) ESDM Laode Sulaeman mengatakan, rapat koordinasi ini digelar atas arahan Menteri ESDM. Menurut dia, pertemuan akan menjadi forum sinkronisasi volume dan spesifikasi BBM antara Pertamina dan badan usaha swasta.
“Ya kita bahas bagaimana agar, kan Pak Wamen ESDM sudah bilang perlu dilakukan sinkronisasi. Sinkronisasi itu adalah antara Pertamina sama SPBU swasta. Itu bahasanya gitu. Jadi sinkronisasi itu apa? Volume, kemudian spek disinkronkan besok. Kan sinkronisasi sama Pertamina. Jadi Pertamina menyiapkannya," kata Laode ditemui di Kementerian ESDM, Senin (8/9).
Baca Juga: Stok Bensin Shell Super (RON 92) Kembali Mengalir di Sejumlah SPBU
Laode menambahkan, sebenarnya badan usaha swasta sudah mendapat tambahan alokasi impor sebesar 10% dari kuota tahun lalu. Dengan begitu, total kuota impor tahun ini mencapai 110% dari realisasi 2024. Namun, peningkatan permintaan di lapangan membuat pasokan di SPBU swasta masih terbatas.
Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menilai lonjakan konsumsi BBM nonsubsidi menjadi faktor utama menipisnya stok di SPBU swasta. Pergeseran konsumsi ini terjadi setelah penerapan kewajiban pendaftaran QR Code untuk pembelian Pertalite.
“Terjadi shifting yang tadinya dari subsidi pertalite itu menjadi non-subsidi. Jadi ini terjadi peningkatan. Menurut hitungan kami itu shifting yang terjadi itu sekitar 1,4 juta kiloliter,” kata Yuliot saat ditemui di Kompleks DPR RI, Rabu (3/9).
Baca Juga: Pasokan Menipis, Pemerintah Akan Bertemu Pengelola SPBU Swasta Pekan Depan
Yuliot menegaskan pemerintah ingin memastikan impor BBM, baik oleh Pertamina maupun badan usaha swasta, seimbang dengan kebutuhan nasional. Saat ini, ketahanan stok BBM nasional berada di level 26 hari. Kondisi ini dinilai masih aman, meski koordinasi lebih lanjut tetap diperlukan untuk menjaga pasokan hingga akhir tahun.
Selain volume, Laode menuturkan sinkronisasi juga mencakup aspek teknis seperti standar spesifikasi produk. Adapun standar RON yang berlaku yakni 92, 95, dan 98. Swasta diperbolehkan menambahkan aditif selama tetap sesuai aturan yang ditetapkan Ditjen Migas Kementerian ESDM.
Selanjutnya: Perbankan Digital Masih Hadapi Tantangan Likuiditas
Menarik Dibaca: Begini Cara Aman Mencegah Tagihan PLN Membengkak akibat Kebocoran Listrik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News