Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan ketersediaan listrik untuk wilayah pelosok pada tahun ini.
Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Dadan Kusdiana mengungkapkan, sejumlah strategi disiapkan mulai dari perluasan jaringan, relokasi mesin dan penambahan kapasitas genset (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel/PLTD), hingga konversi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Energi Baru Terbarukan (EBT) atau dedieselisasi.
"Jadi ada beberapa yang dilakukan supaya ini bisa menyala 24 jam. Perluasan jaringan misalkan, dedieselisasi serta relokasi mesin dan menambah kapasitas dari pembangkit tersebut," kata Dadan dalam siaran pers, Kamis (2/2).
Baca Juga: Jaga Ketahanan Energi Domestik, Pemerintah Akan Stop Ekspor Listrik EBT
Dadan melanjutkan, perluasan jaringan dilakukan dengan menambah pembangunan Jaringan Transmisi, baik rendah (JTR) dan maupun menengah (JTM) gardu distribusi, penambahan jaringan interkoneksi, koneksi Grid System, koneksi jaringan dan kabel laut.
Relokasi mesin dan penambahan kapasitas genset/ PLTD yang mencakup penambahan kapasitas tangki induk, penambahan mesin, relokasi mesin genset, pengadaan dan pemasangan tangki serta pembelian mesin genset.
Baca Juga: Pemerintah targetkan tambahan kapasitas EBT 368,5 MW pada tahun ini
Selain itu, konversi PLTD menjadi PLT EBT (dedieselisasi) dilakukan dengan pembangunan pembangkit berbasis EBT, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), PLTS Hybrid, PLTD Hybrid dengan PLTS/PLTB, penambahan kapasitas PLTS-Baterai, penggantian dan penambahan kapasitas PLTS terpasang.
"Pemerintah Bersama PLN mempunyai program untuk terus menambah daerah-daerah yang penugasan atau daerah-daerah yang nyalanya tidak 24 jam. Sebanyak 107 lokasi telah menyala 24 jam dari tahun 2019 dan sampai 31 Desember 2022 ada 236 lokasi yang masih belum menyala 24 jam," pungkas Dadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News