kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian Perhubungan temui banyak bus tak lolos uji kelayakan


Senin, 11 Juni 2018 / 22:46 WIB
Kementerian Perhubungan temui banyak bus tak lolos uji kelayakan
ILUSTRASI. Petugas Dishub memeriksa kondisi kelaikan bus


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) telah mewajibkan bus penumpang untuk melakukan ramp check atau uji kelayakan. Namun banyak ditemukan bus yang tidak lolos.

Direktur Jenderal (Dirjen) Darat Kemenhub Budi Setiadi mengatakan, banyaknya bus yang tidak lolos ramp check karena kendaraan yang tidak bagus. Namun menurut Budi, jika tidak lolos ramp chek tahap satu, dapat melakukan ramp chek ulang.

“Mereka kita suruh perbaiki, dan biasanya lolos,” ujarnya saat di temui di Posko Nasional, Kementerian Perhubungan, Senin (11/6).

berdasarkan data Kementerian Perhubungan menunjukkan, jumlah hasil pemeriksaan kendaraan mencapai 39.660 kendaraan bus. Angka tersebut mencakup 80,94% dari target pemeriksaaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30.868 bus dinyatakan tidak layak beroperasi. Angka ini mencakup 77,83% dari hasil pemeriksaan.

sementara bus yang diijinkan beroperasi mencapai 8.792 bus. Angka tersebut mencakup 22,17% dari hasil pemeriksaan.

Budi menyayangkan, operator bus yang mengutamakan bisnisnya daripada keselamatan para penumpangnya. Menurutnya sudah seharusnya keselamatan yang diterapkan pada penumpang bus sama dengan standart operational procedure (SOP) di pesawat.

“Kondisi bisnisnya juga, apalagi musim seperti sekarang ini mereka gencar nyari duit, nyari duit,” kata dia.

Di sisi lain, pada saat tes urin para pengemudi, terdapat pengemudi yang tertangkap menggunakan narkoba. Untuk itu, petugas yang ada di lapangan langsung mengangkap pengemudi.

Lalu, yang sempat viral di media sosial yakni kecelakaan beruntun yang menimpa bus mudik gratis yang diselenggarkaan oleh Kimia Farma dalam program mudik bareng BUMN, yang terjadi di tol Cipali.

Budi sangat menyayangkan hal itu terjadi, dan dia menilai perilaku para pengemudi yang kurang bagus. “Mohon maaf lah, coba kita bandingkan aja, kalau kita punya kemampuan mengemudi, tapi tidak punya sikap, tidak punya perilaku yang baik, apa yg terjadi? ya kayak gini,” katanya.

Budi menjelaskan, pengemudi yang ada di Indoensia sebagian besar bisa mengemudi bukan karena sekolah mengemudi, namun karena belajar dari otodidak. Berbeda dengan masinis dan pilot yang perlu sekolah dan pelatihan khusus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×