Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk mengimpor daging kerbau dan sapi dari India masih menuai protes dari kelompok peternak rakyat.
Kendati demikian, pemerintah tetap merealisasikan impor tersebut demi menurunkan harga daging sapi di Tanah Air yang terbilang sudah stabil tinggi sejak tahun lalu di kisaran Rp 120.000 per kilogram (kg).
Dengan masuknya daging kerbau India yang dibanderol Rp 60.000 per kg, diharapkan dominasi harga daging sapi yang bertahan tinggi dapat diruntuhkan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah akan membuka kesempatan impor daging kerbau dari negara lain selain India.
Salah satu syaratnya adalah negara atau zona tertentu di wilayah tersebut dinyatakan bebas dari Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).
"Jangan cerita hanya India, kami buka dari semua negara, yang penting bebas PMK," ujar Amran di Kantor Kementerian Pertanian (Kemtan), Selasa (12/7).
Amran mengatakan, selain India, Kemtan tengah menjajaki peluang impor daging kerbau dari Australia, Meksiko, Brasil dan Spanyol. Kendati memperlebar pintu impor daging, Kemtan berjanji tidak akan menganggu para peternak lokal.
Amran justru mengklaim akan memproteksi peternak lokal agar harga daging di tingkat peternak bisa menguntungkan. Karena itu, impor tetap dibatasi, hanya sesuai kebutuhan saja.
Terkait pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mempertanyakan kehalalan daging kerbau India, Amran berjanji segera akan melakukan koordinasi dengan MUI.
Ia mengatakan, bukan hanya daging kerbau yang diimpor dari India, tapi juga daging sapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News