Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menanggapi kabar pelarangan produk jeroan dan daging sapi asal Australia ke Rusia, Kementrian Pertanian RI melakukan uji sampling terhadap produk yang sama. Sebab, selain mengimpor sapi hidup, Indonesia juga memasukkan daging sapi dari negeri kangguru tersebut.
"Sejak pengumuman (Rusia) itu, sekarang kami juga lakukan uji sampling untuk daging beku, jeroan dan daging dari sapi siap potong dan sapi bakalan impor dari Australia," ujar Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan, pekan lalu.
Selama ini, kata Syukur, Indonesia sudah melarang pemasukan produk jeroan sapi kecuali hati dan jantung. Sebab hasil temuan uji sampling tahun 2012 silam, ditemukan kandungan stimulan trenbolone pada jeroan sapi asal Australia di atas ambang batas.
"Hasil 2012 lalu pada jeroan, memang di atas ambang batas. Untuk jeroan batasnya 10 parts per billion (ppb), dan daging 2ppb. Untuk daging impor yang kemarin masih di bawah ambang batas, tapi kita uji lagi," imbuh Syukur.
Syukur bilang, kandungan stimulan ini berpengaruh negatif bila dikonsumsi ibu hamil dan balita. "Untuk anak perempuan bisa tumbuh jakun seperti lelaki, sementara anak lelaki bisa tumbuh seperti perempuan. Juga berpengaruh menurunkan fertilitas," terang dia.
Sehingga, jika hasil uji sampling menunjukkan kandungan stimulan tersebut positif di atas ambang batas, pemerintah Indonesia bakal menghentikan impor tersebut.
Pada Senin (27/1) lalu, pemerintah Rusia memberlakukan pelarangan atas impor daging sapi Australia jenis jeroan atas penggunaan stimulan trenbolone ini. Sejumlah negara memperbolehkan penggunaan stimulan tersebut, namun, pemerintah Moscow masih menilainya tidak aman untuk dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News