kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kencana Energi Lestari (KEEN) Proyeksi Pendapatan Tahun 2022 Mencapai US$ 21,5 Juta


Selasa, 28 Desember 2021 / 19:04 WIB
Kencana Energi Lestari (KEEN) Proyeksi Pendapatan Tahun 2022 Mencapai US$ 21,5 Juta
ILUSTRASI. pembangkit listrik tenaga air PLTA PT Kencana Energy Kencana Energi Lestari Tbk


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) menyatakan pihaknya menargetkan pendapatan di angka US$ 21,5 juta dan laba bersih di angka US$8 juta pada 2022. Dalam paparan publik yang berlangsung virtual, KEEN mengatakan jika target yang dipasang ini merupakan langkah konservatif.

Giat Widjaja Direktur Keuangan KEEN mengungkapkan, target yang dipasang tersebut tidak memasukkan proyeksi nilai proyek yang sedang dilakukan oleh pihaknya.

"Di tahun 2022 kami targetkan pendapatan dan laba masing-masing US$21,5 juta dan US$8 juta. Ini estimasi konservatif dan belum dimasukkan dengan tambahan profit yang akan dicapai dari penambahan proyek PLTM 10 MW akuisisi 5MW, dan konsorsi 1,3 GB MW," jelasnya, Selasa (28/12).

Baca Juga: Kencana Energi Lestari (KEEN) Alokasikan Capex Mencapai US$ 30 Juta pada 2022

Sebagai informasi, KEEN saat ini tengah menyelesaikan akuisisi proyek baru yakni pembangkit listrik mini hidro (mini hydroelectric power plant) berkapasitas 10 Megawatt (MW), biomassa berkapasitas 5 MW, dan konstruksi pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 1,3 MW.

KEEN juga telah didukung tiga pembangkit listrik hidro (di atas 10 MW) yang masuk dalam portofolio yakni PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Pakkat berkapasitas 18 MW di Sumatra Utara (Sumut), PLTA Air Putih 21 MW di Bengkulu dan PLTM Madong 10 MW di Sulawesi Selatan (Sulsel), sehingga total kapasitas mencapai 49 MW.

 

Hingga akhir tahun ini, KEEN optimistis bisa menggapai nilai pendapatan US$ 37,5 juta dan laba bersih sebesar US$ 5,1 juta. Giat menuturkan, nilai diproyeksi lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebab adanya tekanan selisih kurs mata uang dan penyesuaian (adjustment) pajak.

"Tantangan bisnis masih berhadapan dengan persiapan operasional pembangunan pembangkit. Kami antisipasi terjadinya longsor yang bisa saja terjadi hingga menjaga suplai listrik dari PLN," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×