Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mengkritik keputusan Menteri BUMN Erick Tohir yang telah mencopot Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) holding Dedi Sunardi, jika dikaitkan dengan terbakarnya depo TBBM Plumpang, Jakarta Utara. Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman menganggap hal tersebut aneh dan lucu.
"Sebab, jika ditinjau setelah dibentuk organisasi Pertamina Holding dengan Subholding oleh Kementerian BUMN, maka kendali penuh operasi distribusi BBM berada langsung di Subholding, dalam hal ini PT Pertamina Patra Niaga," ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (8/3).
Menurut Yusri, langkah dengan mencopot Direktur Pengembang Bisnis Pertamina Holding yang rentang kendalinya jauh di atas dengan kebakaran depo TBBM Plumpang menjadi tanda tanya besar.
Baca Juga: Pertamina Mengganti Direktur Penunjang Bisnis Pasca Kebakaran Depo Plumpang
"Jika tindakan hukuman yang diambil Kementerian BUMN terkait kebakaran Depo TBBM Plumpang, lebih tepat adalah Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution," beber Yusri.
Atau, lanjut Yusri, setidak-tidaknya mencopot Eksekutif General Manager Pertamina MOR (Marketing Operation Regional) III yang bertanggung jawab langsung untuk TBBM di wilayah Jakarta dan Jabodetabek, termasuk Kepala Depo TBBM Plumpang.
Yusri mengatakan, jika melihat kebakaran beruntun selama dua tahun terakhir, Kilang Balongan, Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan serta kebakaran travo pembangkit listrik Blok Rokan pada 7 Desember 2022 yang menyebabkan terjadinya unplaned shutdown berakibat produksinya sempat anjlok hingga 70.000 barel per hari, seharusnya Dirut PT Pertamina (Persero) Holding, Nicke Widyawati yang harus dicopot oleh Menteri BUMN.
Oleh sebab itu, sambung Yusri, kebijakan mencopot bukan pejabat terkait langsung dengan peristiwa kecelakaan operasi, bisa dibaca publik kebijakan Menteri BUMN terkesan bernuansa politis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News