Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Proyek infrastruktur khususnya transportasi memang menjadi adalah salah satu katalis positif bagi proyek properti. Anggapan ini juga berlaku bagi proyek light rail transit (LRT) alias kereta api ringan di kawasan Jakarta yang sedianya membentang di tujuh koridor.
Menurut pandangan broker properti ERA Indonesia, keberadaan sarana transportasi publik akan menjadi bekal pemasaran jitu para pengembang kepada konsumen. Tak heran, jika mereka berebut peluang ini. "Pengembang akan ramai-ramai membangun properti di sekitar proyek," kata Presiden Direktur ERA Indonesia Darmadi Dharmawangsa, Sabtu (17/10).
Lantaran lokasi ibukota yang kian padat penghuni, pengembang properti akan lebih banyak mengembangkan properti berjenis strata title alias hunian bertingkat. Sebut saja apartemen atawa rumah susun sederhana baik hak milik.
Informasi saja, proyek LRT yang digagas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meliputi tujuh koridor. Ketujuh koridor tersebut, yakni Kebayoran Lama–Kelapa Gading sepanjang 21,6 kilometer (km), Tanah Abang–Pulomas 17,6 km dan Joglo–Tanah Abang 11 km.
Ada pula koridor Puri Kembangan–Tanah Abang 9,3 km, Pesing–Kelapa Gading 20,7 km dan Pesing–Bandara Soekarno-Hatta 18,5 km. Terakhir, koridor Cempaka Putih–Ancol sepanjang 10 km.
Segendang sepenarian, broker properti Ray White, juga menilai proyek LRT akan menjadi magnet bagi pengembang properti dan konsumen. "Proyeksinya, ke depan, harga properti yang dilewati LRT bisa naik 10% per tahun," kata Erwin Karya, Associate Director Ray White.
Prediksi Ray White itu mengacu pada proyek transportasi serupa yang sudah berjalan, yakni KRL Jabodetabek Commuter Line. Sarana transportasi yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek itu, menurut catatan mereka mampu mengerek harga properti di kawasan yang dilintasinya. Meliputi wilayah Bekasi Jawa Barat, Depok Jawa Barat dan Serpong Banten.
Mencuil peluang
Salah satu pengembang properti yang ingin mencuil peluang kerekan harga properti oleh LRT adalah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk alias PT PP. Perusahaan BUMN tersebut memiliki proyek apartemen bernama Paladin Park di Gading, Jakarta Utara. "Harga properti biasanya naik 10%-20% per tahun," ujar Direktur Keuangan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
PT PP juga mencuil ingin peluang peluang kenaikan harga di sekitar perlintasanproyek LRT tersebut. Karena itulah, mereka menggarap proyek properti yang ada di Bekasi dan Serpong.
Asal tahu saja, tak cuma Pemprov DKI yang menggarap proyek LRT. Pemerintah juga membikin LRT dengan cakupan wilayah lebih luas, yakni meliputi Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Pemerintah merencanakan, kedua proyek LRT itu akan terintegrasi.
Sekadar tahu, penetapan proyek ini tertuang di Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015, pemerintah menugaskan PT Adhi Karya Tbk membangun prasarana LRT. Ahdi Karya memprediksi, total nilai proyek LRT mereka sebesar Rp 26 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News