kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerjasama Pengolahan Batubara Cair Mundur


Rabu, 28 Juli 2010 / 14:02 WIB
Kerjasama Pengolahan Batubara Cair Mundur


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. Kerjasama PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Sasol Synfuels International Pty Ltd (Sasol) dalam pengolahan batubara cair (coal liquefaction) dipastikan mundur.

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan menjelaskan, sampai saat ini perseroan masih mengevaluasi keekonomian proyek tersebut. Padahal Maret lalu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan optimis kesepakatan kerjasama itu bisa diteken April 2010.

"Sampai saat ini belum ada JV. Kami masih mengevaluasi keekonomiannya, karena Pertamina akan berperan sebagai offtaker minyak yang dihasilkan," kata Karen melalui pesan singkat, Rabu (28/7). Sayangnya, mantan Direktur Hulu Pertamina itu enggan mengelaborasi lebih lanjut kapan pastinya kerjasama itu bakal terwujud.

Jangankan Karen, pihak PTBA yang diminta memasok batubara untuk diproses menjadi minyak oleh Sasol saja tidak tahu kapan proyek tersebut bakal berlanjut.

Menurut Sekretaris PTBA Achmad Sudarto, perusahaannya tetap pada komitmen memasok 500 juta ton selama 30 tahun untuk Sasol. Meskipun perusahaan asal Afrika Selatan itu sudah meminta pasokan 2 miliar ton selama 30 tahun.

"Belum berubah, kami hanya menyanggupi 500 juta ton. Tapi sampai sekarang belum ada lagi konfirmasi dari pihak Sasol," kata Sudarto.

Sebelumnya, Direktur Utama PTBA Sukrisno menjelaskan PTBA tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan pasokan bahan baku Sasol karena sudah memiliki kontrak pasokan batubara dengan perusahaan lain.

"Kami hanya punya 1,8 miliar ton tapi itu sudah ada peruntukannya. Misalnya dengan PT Kereta Api sudah kontrak 20 tahun, untuk proyek dengan Trans Pacific sudah 20 tahun. Begitu juga untuk PLTU milik PLN 4x600 MW sebanyak 12 juta ton selama 20 tahun. Jadi 1,8 miliar ton itu sudah ada peruntukannya," kata Sukrisno, Februari lalu.

Namun jika pihak Sasol tetap menginginkan mendapat pasokan sebanyak 2 miliar ton, Sukrisno mengusulkan agar kebutuhan tersebut bisa dipenuhi oleh konsorsium 30 produsen batubara Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×