Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Kertas Kraft Aceh (KKA) berharap bisa memasok kebutuhan kertas kraft pasar dalam negeri setelah beroperasi kembali. Sebab, sejak KKA berhenti beroperasi 2007 silam, pasar nasional bergantung pada impor.
Sebelum berhenti beroperasi, kapasitas produksi KKA sebesar 135.000 ton per tahun. Bahkan, perusahaan itu merupakan pemasok kertas kraft terbesar pada perusahaan industri semen. Namun, akibat pasokan bahan baku berhenti dan suplai gas yang seret disertai kondisi politik yang tak menentu, pabrik kertas tersebut berhenti beroperasi.
Kali ini, KKA mencoba bangkit dengan menggandeng investor baru dengan skema kerja sama operasi (KSO). "Kami harapkan setelah terjalinnya KSO dapat memenuhi tren kebutuhan kertas kraft yang tumbuh signifikan," ucap Kepala Bagian Restrukturisasi dan Revitalisasi PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Uray Azhari, pada penawaran kerja sama operasi (KSO), Rabu (20/4).
KKA memprediksikan bisa memenuhi kebutuhan hingga mencapai 146.7000 ton dengan asumsi pertumbuhan permintaan kertas kraft sebesar 4,6% hingga 2016 mendatang. "Pertimbangan inilah yang membuat kami menawarkan opsi kerja sama operasi ini," tegasnya.
Konsumsi kertas kraft mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pencapaian dan prediksi konsumsi mulai dari 2009 tercatat mencapai 104.200 ton, 2010 mencapai 109.4000 ton, 2011 diprediksikan mencapai 114.900 ton. Untuk tahun 2012 diprediksikan mencapai 120.700 ton, 2013 mencapai 126.700 ton, 2014 mencapai 133.000 ton dan 2015 mencapai 139.700 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News