Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) meminta pemerintah bisa memberikan insentif harga gas dan listrik untuk Kawasan Industri Kendal. Hal ini karena, tarif listrik dan gas yang kompetitif bakal menarik investor berbondong-bondong masuk ke Kendal.
Darmono Setyono Djuandi, Presiden Komisaris KIJA menyampaikan pembangunan Kawasan Industri Kendal harus paralel dengan infrastruktur, termasuk harga gas dan listrik sebagai pemikat dan daya saing utama. Hal ini karena, investor akan berpikir dua kali bila ongkos produksi di Indonesia lebih mahal ketimbang di Malaysia, Vietnam dan Thailand.
“Kawasan Industri Kendal itu didesain seperti Singapura, sekarang sedang kami perjuangkan listrik dan gasnya harus lebih rendah dari harga PLN disana, baru investor asing mau masuk. Kalau harga lebih tinggi apa gunanya mereka masuk kawasan industri lebih baik mereka produksi di luar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/7).
Menurutnya setidaknya ada 80 investor yang sudah membangun pabrik di Kawasan Industri Kendal dengan rerata luasan 100 hektare (ha), sedangkan sampai saat ini setidaknya sudah ada 43 lagi yang akan membangun pabrik. Oleh karena itu dirinya berharap skema harga listrik dan gas harus bisa lebih rendah.
“Listrik kami provide sendiri tetapi harganya harus lebih murah dari PLN, sekarang kami beli dari PLN dan jual ke PLN ya tidak menarik (harganya) harus lebih murah. Kecuali semua orang ingin datang ke Kendal, ini kan tidak dan kompetisi juga banyak,” lanjutnya.
Saat ini perusahaan masih melakukan berbicara dengan pemerintah untuk bisa mendapatkan harga gas dan listrik yang kompetitif. Sebab, hal tersebut merupakan kunci persaingan bagi kawasan industri Kendal untuk bisa bersaing menarik investor dengan negara tetangga.
“Di Kendal ini harus punya daya saing yang hebat, harus didukung semua pihak, kalau kami dibiarin ya susah. Kalau kami datangkan investor sendiri ya susah,” kata Darmono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News