kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja di Bawah Espektasi, Erajaya Revisi Target


Kamis, 01 Agustus 2013 / 07:20 WIB
Kinerja di Bawah Espektasi, Erajaya Revisi Target
ILUSTRASI. Pisau keramik merupakan jenis bahan pisau yang tak berkarat & tak berbau seperti pisau stainless steel ataupun baja (Istock/Fine Dining Lovers)


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) merevisi target pendapatan tahun ini dari Rp 15,5 triliun menjadi Rp 13,5 triliun. Begitu pula laba bersih yang diproyeksikan hanya sekitar Rp 450 miliar hingga akhir tahun. Sebelumnya, perusahaan itu menargetkan bisa membukukan laba bersih hingga Rp 550 miliar.

Revisi ini dilakukan menyusul kinerja di semester I-2013 di bawah ekspektasi. Penjualan bersih ERAA turun 6,7% year-on-year (yoy) menjadi Rp 5,967 triliun. Djatmiko Wardoyo, Direktur Pemasaran dan Komunikasi Erajaya, menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab merosotnya kinerja ERAA di enam bulan pertama 2013.

"(Yang menjadi penyebab) musibah banjir di Jakarta, aturan impor baru, dan juga penurunan (pamor) brand BlackBerry di pasar Indonesia sejak awal tahun," ujarnya, Rabu (31/7). Banjir yang melanda Jakarta pada Januari 2013 membuat penjualan anjlok.

Sebagai antisipasi ke depan, perusahaan itu berencana membangun gudang. Selain sebagai tempat penyimpanan, gudang ini juga berfungsi sebagai miniatur kantor pusat di luar Jakarta. Rencananya, ERAA akan membangun gudang di sejumlah daerah, seperti Medan, Surabaya, Semarang, atau Yogyakarta, Palembang dan Makassar. "Jika nanti banjir lagi, stok dan distribusi masih bisa jalan," kata Djatmiko.

Lebih lanjut, Djatmiko menuturkan, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 82 Tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet yang baru-baru ini diterapkan membuat proses masuknya barang impor membutuhkan waktu lebih lama.
Dengan aturan ini, produk impor membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan persediaan barang terganggu. Hal ini diperparah dengan banjir produk ponsel pintar BlackBerry ilegal. Menurut Djatmiko, sekitar 50% dari total BlacBerry yang beredar adalah produk ilegal.

Namun, ERAA tertolong produk lain sehingga penurunan penjualan tidak terlalu drastis. Produk-produk itu antara lain Apple, Nokia, Samsung, dan Sony. Lukito Gozali, Investor Relations Erajaya Swasembada menambahkan, perusahaan optimistis dengan pasar domestik.

Di semester dua tahun ini, ERAA berupaya bisa menjual sedikitnya 10,5 juta unit ponsel agar target akhir tahun bisa tercapai. Sekedar informasi, tahun lalu, Erajaya mampu menjual sekitar 10,2 juta unit ponsel. Manajemen ERAA pun telah menyiapkan strategi untuk dengan menambah gerai ritel.

Targetnya, ERAA bisa membangun 105 gerai ritel baru tahun ini. Perusahaan telah menyiapkan belanja modal sekitar Rp 100 miliar untuk merealisasikan ekspansi tersebut. Hingga Juni 2013, ERAA telah membuka 78 toko ritel di bawah bendera Erafone dan iBox.

Di saat yang sama, Erajaya menutup 55 toko yang tidak aktif. Sehingga, total bersih pembukaan toko ritel (net opening) ERAA mencapai 24 toko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×