Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Relaksasi Pajak Pembelian atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 100% untuk mobil berkapasitas di bawah 1.500 cc berhasil menggairahkan kembali industri otomotif yang sempat lesu akibat gempuran pandemi Covid-19 di tahun lalu. Berdadarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), hingga April lalu saja telah ada lonjakan penjualan mobil sebesar 227% secara tahunan atau yoy dibanding periode yang sama tahun 2020.
Tak hanya menggairahkan kembali daya beli masyarakat akan kendaraan roda empat, relaksasi PPnBM ini juga turut berdampak positif bagi industri komponen otomotif. Seperti misalnya, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) yang kinerjanya ikut terdongkrak selama periode pertama relaksasi PPnBM pada Maret-Mei lalu.
"Relaksasi PPnBM berdampak positif terhadap kinerja BOLT, terutama di segmen penjualan kami ke pabrikan otomotif roda empat dan komponennya," ungkap Direktur Garuda Metalindo, Anthony Wijaya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/6).
Namun, di sisi lain peningkatan yang terjadi pada pemesanan dan penjualan mobil, disebut Antony tidak diimbangi dengan kesiapan pabrikan otomotif untuk menaikkan kapasitas produksi mereka dalam waktu yang cukup singkat. Sehingga, tak sedikit dari pesanan mobil yang tidak dapat dipenuhi selama periode pertama relaksasi PPnBM 100%.
Baca Juga: Sinyal Perbaikan Mulai Terasa, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) Incar Pertumbuhan 30%
"Sehingga hasil positif atas PPnBM ini ada, namun sedikit terhambat dikarenakan waktu yang cukup mendadak sejak diberitakannya wacana ini dan juga adanya shortage-shortage material," ungkap Direktur Garuda Metalindo, Anthony Wijaya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/6).
Seperti yang telah disampaikan di atas, hambatan pabrikan otomotif untuk menaikkan kapasitas produksi juga disebabkan oleh shortage material steel dan juga langkanya microchips di pabrikan otomotif. Alhasil, hal ini ikut mendorong lambatnya dampak positif yang terima BOLT atas relaksasi yang diberikan oleh pemerintah.
Meskipun begitu, pemberian insentif kendaraan bermotor ini, turut menumbuhkan keoptimisan BOLT untuk meraih kinerja yang kian impresif di tahun 2021. Anthony berujar, pihaknya sepakat membidik peningkatan penjualan di atas 30% dibandingkan realisasi pada tahun 2020.
Adapun, pada tahun 2020 lalu, BOLT membukukan penjualan sebesar Rp 788,87 miliar. Sehingga, berdasarkan perhitungan kasar Kontan.co.id target penjualan BOLT di tahun ini berada di kisaran Rp 1,02 triliun, atau hampir mencapai realisasi penjualan di tahun 2019 yang sebesar Rp 1,20 triliun.
Untuk memuluskan target bisnisnya di tahun ini, BOLT, terang Anthony, akan terus melakukan penambahan produk baru melalui new development dengan pelanggan eksisting. Selain tentunya tetap mencari peluang-peluang baru di pasar dalam negeri. "Dan juga peningkatan penjualan seiring pemulihan volume produksi otomotif di Indonesia," pungkasnya.
Sedikit informasi, penjualan produk BOLT telah masuk ke seluruh rantai industri otomotif dalam negeri, baik itu industri roda dua, roda empat, maupun komponen otomotif lainnya. Di sisi lain, BOLT juga telah melakukan kegiatan ekspor ke berbagai negara, meskipun porsi penjualannya masih terbilang mini bila dibandingkan dengan penjualan dalam negeri yang menjadi sumber pendapatan utama perseroan.
Selanjutnya: Garuda Metalindo (BOLT) menatap lebih optimistis pasar ekspor 2021, ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News