Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Laba bersih PT Perdana Gapuraprima Tbk sepanjang tahun lalu naik sebesar 25,48%. Selain dari penjualan, laba pengembang properti ini juga ditopang oleh beberapa pos lain. Di antaranya, pendapatan bunga dan pendapatan dari pembatalan konsumen.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember 2012, perusahaan itu membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 56,28 miliar. Angka ini naik dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 44,85 miliar.
Di saat yang sama, penjualan perusahaan berkode saham GPRA ini justru melandai. Jika di tahun 2011 penjualan mencapai Rp 389,47 miliar, tahun lalu nilainya hanya Rp 356,61 miliar.
Rupanya, pendongkrak laba GPRA tidak hanya penjualan. Perusahaan juga mengantongi pendapatan bunga yang nilainya naik hampir 50%. Dari pos ini, GPRA memperoleh fulus senilai Rp 2,89 miliar, naik dari Rp 1,94 miliar dari tahun sebelumnya.
Gapuraprima juga mengantongi pendapatan dari hasil pembatalan konsumen. Nilainya mencapai Rp 2,6 miliar. Pendapatan ini berasal dari pembayaran uang muka konsumen yang tidak jadi membeli properti.
Rosihan Saad, Sekretaris Perusahaan Perdana Gapuraprima membantah, penjualan GPRA tahun lalu turun. "Penjualan tetap tumbuh, namun ada yang belum dibukukan karena belum serah terima," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Senin (8/4).
Rosihan memproyeksikan, tahun ini, GPRA akan melanjutkan pertumbuhan kinerja. Perusahaan itu akan mendapatkan tambahan pundi-pundi dari proyek-proyek baru.
Adapun, beberapa proyek yang sedang dikerjakan antara lain Kebagusan City di TB Simatupang, central business district (CBD) di kawasan Serpong, Bellezza di Permata Hijau, dan GP Plaza di Gatot Subroto. Beberapa proyek itu ditargetkan kelar tahun ini hingga tahun 2014.
GPRA juga tengah menyiapkan dua proyek baru yang berlokasi di Jakarta. Kedua proyek itu ialah superblok (mixed-use) Diamond City di Cipayung dan MT Haryono Tower di jalan MT Haryono, Jakarta Timur.
Di proyek Diamond City, Gapuraprima akan membangun apartemen, townhouse, serta fasilitas komersial. Pengembangan tahap pertama akan dilakukan di atas lahan seluas 3,5 hektare (ha).
Sedangkan di kompleks MT Haryono Tower, akan dibangun apartemen dan perkantoran. Luas areanya sekitar 3.730 meter persegi (m²).
Saat ini, Gapuraprima masih mengurus perizinan kedua proyek anyar tersebut. Oleh karena itu, Rosihan belum bersedia menjelaskan lebih lanjut mengenai detail proyek ini. "Paling cepat proyek itu dimulai semester dua tahun ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News