Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP) berharap kinerja industri kaca nasional dapat membaik pada 2024.
Ketua Umum AKLP Yustinus Gunawan mengatakan, pada 2023 lalu kinerja industri kaca lembaran tidak sesuai dengan target yang setara dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Terjadi penurunan volume penjualan kaca lembaran dan pengaman sebesar 5% pada tahun lalu yang salah satunya disebabkan oleh sikap wait and see para pelanggan jelang Pemilu 2024.
Selain itu, kenaikan harga gas bumi tertentu (HGBT) dari US$ 6 per MMBTU menjadi US$ 6,6 per MMBTU yang diperparah keterbatasan pasokan juga menekan kinerja industri kaca lembaran dan pengaman nasional.
"Kekurangan pasokan gas dan harga yang lebih mahal telah menggerus daya saing industri pengolahan seperti kaca," ujar Yustinus, Jumat (16/2).
Baca Juga: AKLP Minta Prioritas AEO/MITA untuk Produsen Bukan Importir Umum
AKLP sendiri memproyeksikan kinerja pertumbuhan penjualan kaca lembaran dan pengaman nasional sebesar 7% pada 2024. Ini dengan syarat kebijakan HGBT berlanjut dengan harga US$ 6 per MMBTU di plant gate dan volume gas disesuaikan dengan kebutuhan industri tersebut. Risiko pasokan gas HGBT yang bermasalah diharapkan tidak terjadi lagi pada tahun ini.
Ekspektasi kenaikan penjualan mobil nasional menjadi 1,1 juta unit pada 2024 diyakini bisa mendongkrak permintaan produk kaca lembaran dan pengaman. Namun, hal ini juga bergantung pada kemampuan produksi mobil di Indonesia sepanjang 2024, mengingat target tersebut juga menghitung volume penjualan mobil yang didatangkan secara impor.
Di samping itu, berlanjutnya kebijakan insentif PPN untuk sektor properti juga menjadi angin segar bagi produsen kaca. Diharapkan permintaan kaca lembaran dan pengaman untuk bangunan properti meningkat signifikan pada tahun ini.
"Hasil quick count Pemilu diharapkan mencerminkan hasil sebenarnya sehingga diharapkan kondisi industri kembali kondusif," tambah Yustinus.
Dia menambahkan, investasi di sektor kaca lembaran dan pengaman juga terus mengalir ke Indonesia. Saat ini, Xinyi Glass Holdings Ltd asal China sedang membangun pabrik kaca di KEK JIIPE Gresik senilai US$ 700 juta. Ada pula KCC Glass Corporation asal Korea Selatan yang berinvestasi sekitar Rp 5 triliun untuk membangun pabrik kaca di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
"Keduanya akan memulai produksi kaca pada akhir 2024," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News