Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memastikan akan terus memacu rencana diversifikasi bisnis seiring tren kinerja yang positif pada tahun ini.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menjelaskan, selain pengembangan bisnis batubara, perusahaan juga membidik pertumbuhan sektor tambang non batubara.
"Ke depan perusahaan akan terus mengembangkan bisnis di bidang mineral hijau dan sedang menilai peluang terkait ekosistem baterai baik hilir maupun hulu," kata Febriati kepada Kontan, Selasa (8/8).
Baca Juga: Pemerintah Siap Mulai Ulang Proyek Hilirisasi Batubara
Asal tahu saja, pada kuartal I 2023 laba bersih Adaro meningkat 14,5% secara tahunan menjadi US$ 458,04 juta. Laba bersih per saham Adaro juga naik menjadi US$ 0,01478 dari sebelumnya US$ 0,01282.
Kenaikan laba bersih Adaro sejalan dengan kenaikan pendapatan, yang naik 50% secara tahunan menjadi US$ 1,83 miliar.
Penjualan batubara pada pihak ketiga di pasar ekspor menjadi penyumbang terbesar pendapatan ADRO dengan nilai US$ 1,54 miliar.
Kemudian diikuti oleh penjualan kepada pihak ketiga di pasar domestik senilai US$ 195,54 juta.
Adaro juga mendapat pendapatan dari jasa pertambangan senilai US$ 32,57 juta.
Pelanggan terbesar Adaro dengan transaksi pendapatan lebih dari 10% dari total pendapatan usaha konsolidasian adalah TNB Fuel Services Sdn. Bhd. dengan nilai US$ 254,20 juta.
Terbaru, anak usaha ADRO, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) memproduksi 2,54 juta ton batubara pada semester I 2023. Angka ini naik 66% dari produksi di periode yang sama tahun lalu yang hanya 1,53 juta ton.
ADMR mencatatkan penjualan mencapai 1,82 juta ton batubara. Realisasi ini atau naik 42% dari angka penjualan di periode semester pertama 2022 yang hanya 1,28 juta ton.
Sebagai kilas balik, ADMR menargetkan volume penjualan batubara tahun ini di rentang 3,8 juta ton sampai 4,3 juta ton tahun ini. ADMR akan meningkatkan volume penjualannya, didukung oleh kuatnya permintaan pelanggan, sesuai dengan target jangka menengah sebesar 6 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News