Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kompetisi di segmen mobil listrik bakal semakin ketat, di tengah Agen Pemegang Merek (APM) mobil mulai sering memperkenalkan line up barunya di kendaraan elektrik tersebut. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan dan tren kendaraan ramah lingkungan di masa depan.
Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai keputusan APM memperkenalkan line up mobil listrik tentu disertai perhitungan yang matang. "Tinggal menunggu respon pasarnya ke depan bagaimana, antusias atau tidak, tentu kalau antusias bukan tidak mungkin APM akan agresif lagi menambah produk baru," katanya kepada Kontan, Kamis (26/11).
Saat ini sebagian besar APM menurut Kukuh sudah meluncurkan line up mobil listrik baik hybrid ataupun full EV di tanah air. Konsumen akan mempertimbangkan bermacam untuk memutuskan membeli mobil listrik, biasanya terkait harga, fitur yang tersedia serta apakah pengisian daya baterai bisa lebih cepat dan efisien.
Baca Juga: Harga mobil bekas Toyota Yaris sudah murah, varian tahun segini mulai Rp 70 juta
Sebab kata Kukuh, kendala pengisian daya masih jadi isu utama, apalagi infrastruktur pengisian belum merata di setiap daerah. Tak ketinggalan soal harga unit yang terbilang cukup mahal, karena minimal kata Kukuh mobil listrik di Indonesia dibanderol di atas Rp 600 jutaan.
Soal harga, Gaikindo memang sempat menyinggung bahwa kedatangan mobil listrik ke Indonesia masih dalam level yang mahal, di tengah mayoritas daya beli masyarakat terhadap mobil masih di bawah kisaran Rp 250 juta per unit. "Karakter konsumennya (mobil listrik) pasti membelinya sebagai mobil kedua atau ketiga, jadi bukan mobil pertama. Dengan tingkat ekonomi menengah ke atas keputusan membeli mobil antara lain bisa dalam rangka mencoba atau peduli terhadap isu lingkungan," terang Kukuh.
Walau banyaknya line up diperkenalkan, tak serta merta memperlebar pangsa pasar segmen elektrik ini. Kukuh bilang, berkaca pada Australia misalnya yang pasar mobilnya sudah mencapai 1 juta unit lebih per tahun, pangsa pasar mobil listrik masih terbilang kecil sekitar 10% nya, padahal GDP negara tersebut terbilang besar.
Hal senada juga diungkapkan Bebin Djuana, Pengamat Otomotif bahwa tak seinstan itu pangsa pasar mobil listrik bakal naik. Namun demikian pasar mobil listrik ke depannya bakal tetap menarik di tengah ramainya APM yang memunculkan line up kendaraan listriknya. "Dengan hampir semua merek sudah punya mobil listriknya, tergantung jenis apa nanti yang akan dibawa ke Indonesia. Konsumen akan menimbang dari sisi harga, pengisian daya dan teknologi lainnya," ungkap Bebin kepada Kontan, Kamis (26/11).
Siapa yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen, dan terus approaching pasar akan dapat mencuri perhatian pelanggan dengan produk yang dipunyainya. Bebin memberikan catatan, memang tidak gampang transisi dari mobil dengan sistem pembakaran ke listrik untuk itu APM perlu mengukur pasarnya terlebih dahulu.
Baca Juga: BMW Astra kembali hadirkan Gelaran Joyfest 2020
Sementara itu, Toyota Astra Motor (TAM) baru saja menghadirkan Toyota Lexus UX 300e yang merupakan mobil full EV dengan harga kisaran Rp 1,2 miliar per unitnya. Henry Tanoto, Vice President TAM mengatakan motivasi utama perseroan memperkenalkan kendaraan tersebut ialah dalam rangka menyiapkan teknologi elektrifikasi yang lengkap untuk Indonesia baik hybrid electric vehicle (HEV), plug-in hybrid (PHEV) dan full EV.
Agar masyarakat bisa memilih teknologi mana yang sesuai dengan kebutuhannya. TAM sendiri kata Henry, mulai elektrifikasi di tahun 2009 dari hybrid. "Secara step by step sejalan dengan berkembangnya kebutuhan dan kesiapan apalagi dengan support positif pemerintah untuk mengakselerasi elektrifikasi, jadi kami di TAM juga expand ke teknologi lainnya dengan menghadirkan PHEV dan BEV," terang Henry kepada Kontan, Kamis (26/11).
Untuk HEV karena dinilai paling practical maka saat TAM sudah siapkan banyak model baik dari brand Toyota maupun Lexus. "Sementara untuk full electric, kenapa jenis premium yang diperkenalkan, ya karena saat ini segmen ini paling siap untuk utilisasi teknologi ini karena harga yang relatif tinggi dan mereka bisa mengkombinasikan penggunaannya dengan kendaraan lain yang mereka miliki," sebut Henry.
Untuk prospek sendiri, APM mengakui, karena pemerintah juga memberikan berbagai dukungan, masyarakatnya sudah lebih siap, dan semua stakeholder juga bertujuan untuk menyukseskan tujuan positif kita ini terkait elektrifikasi, sehingga prospeknya dipandang positif.