Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
Belum lama ini PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) juga telah melakukan peluncuran dua mobil listriknya, yakni Hyundai Ioniq EV dan Hyundai Kona EV. APM asal Korea Selatan itu turut meramaikan kompetisi mobil listrik nasional.
Menurut manajemen sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai memperkenalkan kendaraan listriknya. "Pemerintah juga berkomitmen mempercepat elektrifikasi, maka kami tidak perlu menunggu lagi buat launching," sebut Makmur, Managing Director HMID saat peluncuran belum lama ini.
Selain itu ia mengatakan peluncuran kedua mobil listrik secara virtual ini menjadi komitmen Hyundai dalam mempercepat elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia, seperti yang tertuang dalam Perpres 55 Tahun 2019.
Baca Juga: Ini alasan Lexus luncurkan kendaraan full-listrik lewat Lexus UX300e
Adapun detil harga Ioniq EV dibanderol Rp 624,8 juta (Prime) dan Rp 664,8 juta (Signature). Sementara itu, Kona EV dibanderol Rp 674,8 juta, dimana kedua model ini ditawarkan dalam empat pilihan warna.
Bicara target pasar, menurut Makmur, APM tak membatasi segmen pelanggan mobil listrik ini. Namun perusahaan tak menampik bahwa kedua line up baru ini ditujukan kepada pengguna kendaraan roda empat berusia muda yang aware dengan isu lingkungan dan hemat energi.
Nissan Indonesia pun tak ketinggalan juga ikut meramaikan pasar dengan meluncurkan mobil baru Kicks e-POWER dengan konsep hybrid series di tahun ini. Model mobil SUV ini bergerak seperti mobil listrik, namun membawa mesin bensin konvensional sebagai generator.
Harga mobil hybrid Nissan tersebut dibanderol sekitar Rp 449 juta per unitnya. Head of Communications PT Nissan Motor Indonesia, Hana Maharani menjelaskan salah satu motivasi APM memboyong kendaraan tersebut lantaran melihat antusiasme masyarakat terhadap mobil listrik cukup tinggi.
Baca Juga: Penurunan penjualan otomotif Astra hanya sementara, ini rekomendasi saham ASII
"Namun memang masih ada miskonsepsi tentang mobil listrik dan juga keterbatasan fasilitas charging yang ada saat ini membuat masyarakat masih ragu untuk beralih ke full EV," terang Hana kepada Kontan. Namun ia menilai hal tersebut sebetulnya wajar, karena Indonesia masih di fase awal dari mobilitas full EV.
Tahun lalu pemerintah sebenarnya telah mencanangkan percepatan adopsi kendaraan listrik, dan Nissan kata Hana menyambut baik hal ini. "Karena di masa depan, kami yakin kita akan semakin beralih ke mobilitas elektrik untuk mengurangi ketergantungan pd bahan bakar minyak, lebih ramah lingkungan dan lebih minim polusi udara dan suara," katanya.
Selanjutnya: Penurunan penjualan otomotif Astra hanya sementara, ini rekomendasi saham ASII
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News