kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.554   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.071   91,48   1,31%
  • KOMPAS100 1.026   14,01   1,38%
  • LQ45 800   12,44   1,58%
  • ISSI 222   2,11   0,96%
  • IDX30 416   7,44   1,82%
  • IDXHIDIV20 492   9,28   1,92%
  • IDX80 116   1,54   1,35%
  • IDXV30 118   1,12   0,96%
  • IDXQ30 136   2,29   1,72%

Kondom Simplex digandrungi pasar internasional


Kamis, 06 Agustus 2015 / 12:15 WIB
Kondom Simplex digandrungi pasar internasional


Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Produsen kondom lokal, PT Vonix Latexindo sukses memasuki pasar di luar negeri. Meskipun penjualan di dalam negeri minim, namun konsumen dari berbagai negara justru menyambut positif kondom buatan perusahaan ini yang bermerek Simplex.

"Dari seluruh produksi kami, hanya 20% yang dijual di Indonesia dan sisanya sebanyak 80% ke luar negeri. Beberapa negara yang menjadi pasar kami antara lain Uni Emirat Arab, Korea, Vietnam. Saat ini kami menjajaki masuk ke Eropa dan Amerika Serikat," kata Sales Marketing Manager Vonix Latexindo, Hardianto kepada Kompas.com, pekan ini.

Dia menampik anggapan bahwa kualitas kondom produksi nasional masih di bawah produksi kondom impor. Menurutnya, konsumen Indonesia gengsinya tinggi, sehingga tak mau menggunakan produk nasional.

"Padahal kalau dilihat, kami agar bisa masuk ke Korea misalnya, tes produknya cukup ketat. Satu item produk bisa menghabiskan waktu tes hingga 1 tahun, dan kami bisa melalui tes itu," lanjutnya.

Dia juga menampik anggapan bahwa kondom buatan Indonesia, utamanya yang diproduksi Vonik, tidak seelastis produk impor. "Kondom yang kami produksi cukup elastis, tidak kalah dengan kondom impor," ungkapnya.

Dia mengakui untuk memasarkan produk di Indonesia saat ini butuh perjuangan yang cukup berat. Dia mencontohkan, untuk bisa memajang satu item produk di etalase salah satu jaringan ritel modern, setidaknya harus bisa membayar biaya sebesar Rp600 juta.

Jika penjualan produk itu tidak bagus, dalam tiga bulan akan digeser oleh produk lainnya. "Meskipun saat ini bea masuk kondom dinaikkan, hal itu juga tidak terlalu berpengaruh banyak terhadap pangsa pasar kami di Indonesia. Akan lebih baik produk kami diekspor," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×