Reporter: Diki Mardiansyah, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) telah menandatangani term sheet manajemen kontraktor dan vendor dengan PT Bumi Barito Mineral (BBM) selaku pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) metallurgical coal yang berlokasi di Kecamatan Sumber Barito dan Kecamatan Seribu Riam, Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
BBM adalah anak usaha dari Cokal Ltd, sebuah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Australia dengan fokus di coking atau metallurgical coal. Berdasarkan term sheet tersebut, Petrosea akan memberikan dukungan untuk memastikan proses produksi berjalan dengan lancar dan berkelanjutan.
Mining and Mine Services Director Petrosea Iman Darus Hikhman mengatakan, penandatanganan term sheet ini sebagai wujud ekspansi bisnis Petrosea ke Kalimantan Tengah, memperkuat keberlanjutan Perusahaan di masa mendatang. "Serta untuk mendiversifikasi basis klien dan basis mineral yang dikelola kami," kata Iman dalam keterangan resminya, Kamis (1/8).
Iman menuturkan, Petrosea menawarkan berbagai layanan untuk sektor pertambangan batubara dan mineral yang mencakup layanan pit-to-port, layanan manajemen proyek pertambangan, technical & feasibility study consulting services, mine planning & optimization services, serta solusi minerva digital platform.
Baca Juga: Ekspansi Bisnis, Petrosea (PTRO) Gandeng Anak Usaha Cokal
Yoga Ahmad Gifari, Analis Sucor Sekuritas menilai PTRO sedang berada di jalur pemulihan yang signifikan. Menurutnya, ada dua faktor utama yang mendorong prospek positif anak usaha PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) tersebut.
Pertama, peningkatan volume kontrak baru pertambangan dan kenaikan penjualan pertambangan batubara. Sejak diakuisisi CUAN, Petrosea telah mengamankan kontrak sebesar US$ 1,8 miliar.
"Kontrak tersebut meningkatkan backlog pendapatan di sektor engineering procurement construction (EPC) dan kontrak pertambangan masing-masing sebesar 152% dan 60%. Ini menunjukkan prospek pertumbuhan pendapatan yang kuat," kata Yoga.
Selain itu, kata dia, PTRO telah mengakuisisi aset pertambangan batu bara di Kalimantan Timur dengan cadangan hampir 50 juta ton. Produksinya pada 2023 baru 0,3 juta ton dan ditargetkan meningkat jadi 5 juta ton per tahun dalam 3-4 tahun ke depan. Petrosea menargetkan ekspansi itu menghasilkan pendapatan US$ 250 juta pada 2028 dan menyumbang 22% dari total pendapatan.
Kedua, faktor masuknya pemegang saham baru. Yoga mengatakan, aset pertambangan yang belum tergarap dari CUAN dan PT Singaraja Putra Tbk (SINI), termasuk batu bara, emas, dan silika, dapat menyebabkan pertumbuhan bisnis dan pendapatan tambahan
PTRO juga telah memulai diversifikasi bisnis kontraktor pertambangannya ke dalam proyek-proyek mineral seperti emas, bauksit, dan nikel. Pada saat ini, perusahaan berhasil mengamankan kontrak dari tambang nikel yang dimiliki oleh anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan durasi dua tahun.
Baca Juga: Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Raup Laba US$ 30 Juta pada Semester I 2024
Selain itu, PTRO akan mendapatkan manfaat dari persetujuan pemerintah terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk sejumlah perusahaan pertambangan batu bara, yang memiliki target produksi sebesar 922 juta ton batu bara selama periode 2024-2026. Target ini menunjukkan adanya pertumbuhan dibandingkan dengan realisasi produksi pada tahun 2023.
Petrosea berhasil meraih kontrak EPC dari beberapa perusahaan migas dan tambang raksasa, seperti Freeport, BP, Unocal, Total, CononcoPhillips, Newmot, Bayan Group, Kideco, dan lainnya.
Freeport menyumbang 47% terhadap total pendapatan EPC Petrosea. Lalu, perseroan telah mengamankan kontrak EPC senilai US$ 448 juta dari BP dan Vale Indonesia atau setara 30% dari total kontrak EPC perseroan.
“Petrosea kini tercatat sebagai enam perusahaan kontraktor pertambangan batu bara terbesar di Indonesia dengan total produksi batu bara mencapai 17 juta ton dan overburden removal mencapai 131 juta bcm tahun 2023.” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News