Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) telah mengadakan program kredit sapi bergulir. "Kredit itu untuk menambah populasi sapi sehingga bisa menambah produksi," ujar Unang Sudarma, Sekretaris GKSI usai menghadiri acara Diskusi Publik Susu sebagai Nutrisi yang Terjangkau dan Pendorong Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Selasa (8/8).
Unang menjelaskan pada program kredit itu, peternak diberikan sapi siap kawin atau sapi sedang bunting. Nantinya peternak mengembalikan kembali kepada koperasi sesuai dengan sapi yang sebelumnya diberikan. Sapi itu nantinya akan dikreditkan kembali.
Umumnya peternak sapi enggan memelihara anak sapi karena membutuhkan modal yang besar. Namun program ini membantu karena peternak juga diberikan sapi produktif untuk dikelola.
Meski begitu, Unang bilang, untuk mencapai target pemenuhan kebutuhan susu nasional 30% pada 2019 perlu dorongan dari pemerintah. Dorongan tersebut berupa pemberian sapi dari pemerintah. "Nanti sapi itu bisa dikredit oleh peternak," terangnya.
Saat ini rata2 peternak di Indonesia memiliki tiga ekor sapi. Sementara jumlah normal yang disampaikan Unang seharusnya setiap peternak memiliki 10 ekor sapi.
Selain masalah populasi, pakan sapinpun menjadi masalah. Karena umumnya peternak sapi perah tidak memiliki lahan untuk pakan ternak skala besar. Unang menjelaskan untuk produksi yang besar, kebutuhan pakan juga besar sehingga perlu menjadi perhatian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News