Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kopi masih akan menghangatkan bisnis PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Ke depan, perusahaan yang berdiri pada tahun 1977 ini akan memperbesar penjualan kopi karena komoditas ini memberikan kontribusi yang besar terhadap penjualan perusahaan.
"Kedepan, kopi akan memberikan kontribusi maksimal 40% terhadap penjualan," kata Sribugo Suratmo, Direktur Komunikasi PT Mayora Indah Tbk, kepada KONTAN, Selasa (17/11). Saat ini, kopi menyumbang 30%-35% terhadap penjualan perusaahan atau sekitar Rp 3,30 triliun-Rp 3,73 triliun dari perolehan penjualan bersih sebesar Rp 10,69 triliun per kuartal III-2015.
Sedangkan, secara nasional, Tobarika bersaing dengan Kapal Api dalam penjualan kopi. Mayora sendiri mengklaim, menguasai 50% terhadap penjualan kopi, begitupula dengan Kapal Api.
Bagaimana dengan produk kopi lainnya? Mayora tidak khawatir akan kedatangan merek kopi lain, karena konsumen cenderung hanya mencoba merek baru, kemudian mereka akan kembali ke produk awal.
Strategi MYOR untuk meningkatkan penjualan kopi adalah dengan membuat kopi sesuai kebutuhan konsumen. Misalnya, hasil penelitian perusahaan menunjukkan ada konsumen yang suka minum kopi dengan cara menuangkan gula dan krimer sesuai ukuran mereka. Alhasil, Mayora meluncurkan Torabika Creamy Latte sebuah produk kopi yang memisahkan gula dan krimer.
Produk anyar ini akan menjadi andalan perusahaan untuk meningkatkan penjualan kopi, selain Torabika 3inOne, Torabika Cappucino, Torabika Brown Coffee dan Torabika Duo. Selanjutnya, Mayora tidak akan berhenti bereksperimen untuk membuat produk kopi baru karena perusahaan memiliki bank recipe yakni kumpulan resep untuk kesiapan produk baru. "Kami sedang mengkaji peluncuran produk baru di tahun depan," tambahnya.
Selain kopi, produk jenis biskuit dan wafer juga memberikan kontribusi yang besar atau 30% terhadap penjualan. Sedangkan, mie instan menyumbang 10%-15% terhadap penjualan. Sribugo menambahkan, penjualan mie instan naik setelah meluncurkan Mie Mewah, namun perusahaan belum berencana memperbesar porsi penjualan mie karena bisnis utama adalah kopi.
Harapannya, strategi berbisnis ini dapat meningkatkan penjualan makanan dan minuman di tengah penurunan daya beli karena perlambatan ekonomi. Mayora Indah menargetkan penjualan bersih masih akan tumbuh satu digit di akhir tahun 2015, sedang produksi naik dua digit. Adapun, penjualan bersih hanya naik 1,25% menjadi Rp 10,69 triliun per kuartal III-2015 dibandingkan Rp 10,55 triliun per kuartal III-2014.
Meskipun, penjualan hanya naik tipis, namun laba bersih naik 252% menjadi Rp 891,95 miliar per kuartal III-2015, dibandingkan Rp 235,75 miliar per kuartal III-2014. Kenaikan laba ini karena terjadi penurunan beban pokok penjualan senilai 1,17 triliun di kuartal III-2015, dan keuntungan dari selirih nilai tukar (kurs) sebesar Rp 259,86 miliar karena hampir 40% produk Mayora di ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News