kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KPPU: Masyarakat jangan panik dan beli masker berlebihan


Selasa, 03 Maret 2020 / 20:04 WIB
KPPU: Masyarakat jangan panik dan beli masker berlebihan
ILUSTRASI. JAKARTA,03/03-JAKARTA BERMASKER. Warga menggunakan masker untuk menutupi sebagian wajah sat melintas di kawasan MH. Thamrin, Jakarta, Selasa (03/03). Dalam menanggapi masuknya wabah virus Korona baru, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan agar masyaraka


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Guntur Saragih mengimbau agar masyarakat tidak panik dan tidak membeli masker dalam jumlah yang berlebihan.

"Kami imbau masyarakat tak panik. Tingginya permintaan tidak hanya karena meningkatnya kebutuhan tapi pembelian panik sehingga melebihi konsumsinya," ungkap Guntur, Selasa (3/3).

KPPU menilai, naiknya harga masker di pasaran ditengarai karena banyaknya permintaan. Sementara supply masker tidak bisa serta merta langsung dilakukan produsen.

Baca Juga: Pasokan produk Apple, Facebook dan HP turun, kemungkinan akibat dampak corona

Sebab itu, kata Guntur, saat ini terjadi kelangkaan masker di sejumlah daerah. Dalam penelitiannya, KPPU melihat terdapat beberapa wilayah yang kelangkaan stok. Akan tetapi, KPPU menilai belum ada lonjakan harga.

Direktur Ekonomi KPPU, M Zulfirmansyah mengatakan, penelitian terhadap kelangkaan masker telah dilakukan sejak Februari 2020. Ia menyebutkan, terdapat 28 produsen masker yang ada di seluruh Indonesia.

"Memang penelitian kami pengurangan terjadi karena permintaan demand dan supply tak bisa cepat, tiap produsen beda," ungkap Firman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×