Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yakin kasus yang korupsi yang menimpa Direktur Operasi tidak akan ganggu kinerja perseroan. Petinggi KRAS juga memastikan proses restrukturisasi utang akan tetap berjalan lancar.
Sekadar info, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan terhadap Direktur Produksi dan Riset Teknologi PT Krakatau Steel Tbk, Wisnu Kuncoro. Penangkapan yang terjadi di daerah Tangerang tersebut diduga terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Krakatau Steel.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim menjelaskan kejadian yang menimpa salah satu direktur perusahaan tidak mengganggu kinerja. Menurutnya yang bisa mengganggu kinerja hanya kondisi pasar dan juga kondisi ekonomi.
"Rencana peningkatan kapasitas produksi menjadi 10 juta ton tetap berjalan. Proyek-proyek yang berjalan juga tidak akan mundur karena kasus ini," kata Silmy dalam konferensi pers di Gedung Kantor Krakatau Steel Jakarta, Minggu (24/3).
Silmy menjelaskan dalam pemeriksaan internal belum ada transaksi pengadaan barang dan jasa tersebut belum masuk dalam pembukuan laporan kinerja. Adapun tahun ini grup usaha Krakatau Steel akan berencana investasi sebesar US$ 400 juta guna keperluan ekspansi induk maupun anak usaha.
"Mayoritas untuk penyelesaian proyek induk Terutama untuk proyek Hot Strip Mill (HSM) #2 yang akan selesai proses mekanikalnya pada April 2019 nanti," kata Silmy.
Langkah-langkah antisipasi untuk mencegah kasus ini juga dilakukan. Silmy pn mengaku sudah menghubungi pihak perbankan dan meyakinkan agar proses restrukturisasi utang perusahaan tetap bisa berjalan dalam tahun ini.
Adapun untuk mencegah kasus ini terjadi lagi, Silmy mengaku akan terus melakukan pembenahan Good Corporate Governance (GCG). Misalnya pendampingan bimbingan KPK terhadap seluruh direksi terus dilanjutkan, seperti halnya yang dilakukan tahun 2018.
Selain itu dua bulan lalu perusahaan telah mengontrak konsultan McKinsey untuk membantu berjalannya operasional perusahaan dengan baik.
Pasca kasus ini, posisi Pelaksana Tugas Harian (Plt) Direktur Produksi dan Riset Teknologi akan dijabat oleh Rahmad Hidayat.
Rahmad saat ini menjabat sebagai Direktur SDM Krakatau Steel. Namun untuk keputusan strategis tetap akan di tangan Silmy Karim selaku Direktur Utama.
Sedangkan untuk proyek penggantian Permanen akan dilaksanakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Namun untuk saat ini belum ada jadwal. "Saya masih berkonsultasi dengan deputi BUMN dan Menteri BUMN kaitannya dengan langkah selanjutnya dan penggantian direksi," kata Silmy.
Sekadar informasi, tahun ini target penjualan KRAS sebanyak 2,8 juta ton pada 2019. Atau naik dari periode tahun 2018 sebesar 2,2 juta ton.
Sebagai catatan, KRAS menekan kerugian 51,18% secara tahunan pada kuartal III/2018. Jumlah rugi bersih yang dibukukan turun dari US$ 75,05 juta pada kuartal III/2017 menjadi US$ 37,78 juta pada kuartal III/2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News