Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelangkaan pasokan chip global atau semi konduktor telah berdampak terhadap keberlangsungan sejumlah sektor industri, baik itu industri otomotif maupun perangkat elektronik.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronika (Gabel) Daniel Suhardirman menyebut, kelangkaan pasokan chip yang terjadi tidak begitu berdampak signifikan terhadap manufaktur AC lokal.
Lantaran, kata dia, mayoritas permintaan AC konsumen masih berasal dari tipe AC non inverter, di mana tipe AC tersebut membutuhkan lebih sedikit chip. Sehingga, pasokan AC yang dibutuhkan masih terkendali.
"Untuk penjualan AC hanya sedikit berpengaruh, karena 90% permintaan pasar masih merupakan tipe non inverter yang relatif menggunakan lebih sedikit chip," kata Daniel kepada Kontan.co.id, Kamis (20/5).
Baca Juga: Perprindo: Kenaikan permintaan AC tidak diimbangi dengan ketersediaan unit di pasar
Meskipun begitu, secara umum kondisi yang terjadi di global tetap berpengaruh terhadap pasokan AC untuk kebutuhan para pemain AC lokal. Sebab, 80% permintaan AC masih berasal dari produk impor.
Untuk mengantisipasi efek domino dari langkanya semi konduktor tersebut, para pemain AC pun melakukan sejumlah antisipasi lewat dukungan para prinsipal. "Kita lakukan pembelian lebih awal melalui dukungan prinsipal," sebutnya.
Justru, ungkap Daniel, kelangkaan pasokan chip tersebut lebih terasa pengaruhnya ke pasokan barang elektronik lain, yakni televisi. Dia bilang kondisi tersebut bahkan memaksa para produsen untuk menaikkan harga jual televisi karena pasokan yang terbatas.
"Sebagai informasi tambahan, kelangkaan chip telah membuat kekurangan pasokan TV mulai Januari lalu, dan memaksa produsen untuk menaikkan harga jual beberapa kali," pungkas Daniel.
Selanjutnya: Krisis chip di rantai pasok global bayangi pabrikan otomotif di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













