Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. PT Krakatau Steel (KS) bakal menggemukkan pangsanya di pasar baja untuk industri otomotif menjadi 30-35%. Saat ini, kebutuhan baja untuk industri otomotif mencapai 500.000 ton. Dari porsi itu, KS hanya memasok 5% atau setara dengan 25.000 ton.
Menurut Direktur Pemasaran KS, Irvan Kamal Hakim, pesatnya industri otomotif nasional memecut pabrikan baja seperti KS meningkatkan produksi baja untuk pasar lokal. Nah, dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun ke depan, KS akan fokus memasok dalam jumlah yang signifikan kepada sektor otomotif dan alat berat.
Dua hingga tiga tahun merupakan waktu yang terbilang lama. Namun, Irvan menghitung, KS membutuhkan tersebut untuk memantapkan kemampuan KS untuk membuat material dan memasukkan teknologi anyar untuk mencapai kualitas tertentu yang dibutuhkan.
"Mulai Juli 2010, kami secara bertahap akan melakukan penetrasi ke pasar dan berharap dalam dua hingga tiga tahun share kami sudah 30% hingga 35%," ujar Irvan, Rabu (4/8).
Alasan KS meningkatkan share pasokan untuk ke industri baja antara lain karena pasar otmotif masih akan tumbuh karena berkaitan dengan prestige. Sebagai gambaran saja, untuk produksi motor nasional diperkirakan mencapai 6 juta unit per tahun. Sedangkan untuk kendaraan roda empat berbagai kategori mencapai 500.000 unit per tahun. Selain itu juga karena pasar otomotif relatif tidak terlalu sensitif dengan pengaruh harga baja.
Saat ini KS telah bekerjasama dengan Hino Manufacturing untuk mendukung produksi kendaraan keluaran Hino. Selain Hino, KS juga memproduksi baja bagi prinsipal kendaraan lain, seperti Toyota Motor Manufacturing, Daihatsu, dan juga beberapa produsen komponen otomotif seperti perusahaan shockbreaker.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (ATSI) Gunadi Sindhuwinata menyatakan, porsi penggunaan baja untuk bahan baku industri otomotif nasional bisa ditingkatkan. Hanya saja itu tidak mudah karena spesifikasi dan jenis baja otomotif bermacam-macam sehingga butuh investasi yang banyak juga.
"Biasanya, beda spesifikasi, beda pabrik. Nah kita biasanya pilih prinsipal karena kualitasnya untuk otomotif perlu baja ringan tapi kuat agar hemat BBM," kata Gunadi.
Selama ini, kebutuhan baja untuk industri otomotif mencapai 400.000 -500.000 ton per tahun. Volume itu diisi oleh produsen lokal sebesar 5%, dan sisanya diisi oleh produsen internasional seperti Jepang, Korea, China dan Jerman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News