kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba ACST melonjak 95,7%


Rabu, 26 Juli 2017 / 18:28 WIB
Laba ACST melonjak 95,7%


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) semakin menujukkan taringnya sebagai perusahaan konstruksi. Perusahaan yang tergabung dalam Astra Group ini berhasil mencetak pertumbuhan tinggi sepanjang semester I 2017.

Pertumbuhan kinerja tersebut didorong oleh strategi ekspansi yang dilalukan perusahaan ke sektor infrastruktur. Proyek-proyek infrastruktur yang diperoleh ACST tahun ini mulai menyumbang pendapatan karena pengerjaannya sudah dimulai.

ACST berhasil mengantongi laba bersih Rp 64,2 miliar. Laba ini melesat tajam hingga 95,7% dari posisi semester I tahun 2016 yang hanya Rp 32,8 miliar.

Pertumbuhan laba bersih itu sejalan dengan peningkatan pendapatan perusahaan dan diperkuat dengan pertumbuhan pendapatan keuangan serta bagian laba dari entitas asosiasi. ACST membukukan pendapatan Rp 1,02 triliun atau naik 8,4% dari semester I tahun lalu yakni Rp 943,68 miliar. Beban pokok pendapatan hanya naik 6,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 852,2 miliar.

Adapun penghasilan keuangan ACST selama enam bulan pertama tahun ini naik dari Rp 723 juta menjadi Rp 4,28 miliar. Bagian laba dari entitas asosiasi meningkat tinggi dari Rp 455 juta menjadi Rp 4,12 miliar. "Pertumbuhan pendapatan perusahaan di separuh pertama tahun ini didukung oleh proyek-proyek infrastruktur yang mulai memasuki tahap pengerjaan," kata Maria Cesilia Hapsari, Sekretaris Perusahaan ACST dalam keterangan resmi, Rabu (26/7).

Maria menjelaskan, sektor infrastruktur mengontribusi 32% terhadap total pendapatan perusahaan. Sepanjang 2017, perusahaan kontruksi ini memang sudah berhasil mendapatkan kontrak pengerjaan empat proyek infrastruktur.

Proyek infrastruktur ini adalah jalan tol Jakarta-Cikampek II (elevated), tol Bakauheni-Sidomulyo, tol JORR II ruas Kunciran Serpong, dan pekerjaan Soil Improvement di Batang, Jawa Tengah. Sedangkan proyek gedung yang didapatkan baru ada dua yakni mixed-use development di Kebon Sirih dan pekerjaan bored pile St. Regis.

Acset Indonusa memang telah memproklamirkan diri menyasar sektor infrastruktur sejak akhir 2015. Namun, ACST baru berhasil mendapatkan proyek di sektor ini tahun 2017 ini.

Kendati infrastruktur sudah mulai memberikan sumbangsih ke pendapatan, kontribusi terbesar penghasilan ACST masih berasal dari kontruksi gedung sebesar 60%. Kemudian 7% berasal dari fondasi dan 1% dari sektor lain.

Kontrak baru ACST pun mengilap. ACST mengantongi kontrak anyar Rp 7,14 triliun. Padahal, ACST hanya memasang target kontrak baru Rp 7,5 triliun. Artinya, pencaian tersebut sudah mendekati target.

Maria mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk mencapai target kontrak baru yang telah ditetapkan serta tetap fokus menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan.

Disamping itu, ACST juga telah menyelesaikan penambahan modal pada anak usahanya, PT Bintan Kindenki Engineering Indonesia (BINKEI) sebesar Rp 28 miliar. Anak usaha ini berintindak sebagai kontraktor mekanikal, elektrikal dan plumping. "BINKEI kini telah dipercaya mengerjakan beberapa proyek prestisius seperti monorail rapid transit (MRT) Jakarta dan Indonesia I. Sehingga diputuskan dilakukan penambahan modal agar meningkatkan kinerjanya di proyek-proyek tersebut," jelas Maria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×