Reporter: Anna Suci Perwitasari, Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten energi dan kimia, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) cetak kinerja moncer hingga kuartal III-2024. Di mana, ESSA cetak laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 33,56 juta.
Berdasarkan laporan keuangan ESSA, realisasi laba bersih tersebut melonjak 243% dibanding laba bersih di periode Januari-September 2023 yang hanya US$ 9,77 juta. Lonjakan laba bersih ini di sokong pendapatan ESSA yang capai US$ 230 juta hingga kuartal III-2023.
Hasil pendapatan ESSA di sembilan bulan pertama 2024 itu turun tipis 1% dibanding periode yang sama di 2023.
Sementara itu, ESSA sukses menekan beban pokok pendapatan. Di mana, hingga kuartal III-2024, beban pokok ESSA turun 19,27% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 148,75 juta.
Alhasil, laba kotor ESSA melonjak 68,22% dari US$ 48,37 juta di sembilan bulan pertama tahun 2023 menjadi US$ 81,37 juta di Januari-September 2024.
Baca Juga: Simak Faktor Pendorong Laba Essa Industries Indonesia Meroket pada Semester I-2024
Corporate Secretary ESSA Shinta D. U. Siringoringo mengatakan, EBITDA perusahaan pun tercatat meningkat sebesar 47% YoY menjadi US$ 97 juta pada September 2024. Meskipun terjadi penurunan harga amoniak sebesar 9% YoY menjadi US$ 345 per metrik ton pada September 2024.
“Namun, peningkatan volume produksi dan pengendalian biaya yang baik berhasil mendorong peningkatan EBITDA,” kata Shinta dalam keterangan resmi, Selasa (22/10).
Shinta menjelaskan, ESSA mempertahankan standar terbaik pada aspek keselamatan dan keandalan seluruh pabriknya. Sejalan dengan hal tersebut, pabrik amoniak berhasil mencatatkan 8 juta jam kerja kumulatif tanpa Loss Time Injury, sementara kilang LPG berhasil mencapai tonggak sejarah dengan mencatatkan lima tahun beroperasi secara terus menerus tanpa trip.
Kegiatan pemeliharaan pabrik amoniak selama hampir dua minggu pada kuartal II-2024, berhasil mendorong produktivitas dan efisiensi optimal, seiring dengan keandalan operasional yang lebih baik.
Sementara itu, harga amoniak menunjukkan tren kenaikan sepanjang kuartal ketiga 2024 dan ESSA memproyeksikan harga amoniak pada kuartal keempat 2024 akan berada di level yang lebih baik.
Selain itu, kata Shinta, harga LPG tetap berada di atas harga pada periode terendah musiman yang disebabkan oleh perpanjangan pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh negara-negara anggota OPEC+.
“Dengan adanya seasonal winter demand, harga LPG kuartal keempat 2024 juga diproyeksikan akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga pada kuartal ketiga 2024,” pungkas Shinta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News