kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba konsolidasi RNI meningkat 258% di 2016


Selasa, 14 Maret 2017 / 16:10 WIB
Laba konsolidasi RNI meningkat 258% di 2016


Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) membukukan laba konsolidasi sebesar Rp 247 miliar di 2016. Jumlah tersebut meningkat 258% dibanding tahun 2015 yang hanya mencatatkan laba sebesar Rp 69 miliar.

"Kontribusi laba dari industri gula sebesar Rp 58 miliar. Peningkatan laba cukup signifikan ini terutama terjadi pada sektor farmasi dan alat kesehatan sebesar Rp 74 miliar dan sektor perdagangan Rp 302 miliar," kata Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo pada paparan pencapaian dan kinerja RNI di Gedung RNI, Selasa (14/3).

Namun sektor perkebunan 2016 mengalami pukulan berat khususnya karena harga CPO (minyak kelapa sawit) yang melorot. Sementara itu, sektor perkebunan dengan produk antara lain teh hijau dan teh hitam mengalami kerugian sebesar Rp 57 miliar dan ada eliminasi sebesar Rp 129 miliar.

Sebenarnya, laba sektor industri gula di tahun lalu menurun dari pencapaian 2015 yang sebesar Rp 209 miliar. Sebab tahun lalu produksi dipengaruhi oleh musim hujan yang berkepanjangan sehingga rendemen tebu juga turut tertekan.

"Tahun 2016 dengan kondisi iklim yang berat, produksi gula nasional turun. Dari BUMN saja produksi gula 2016 1,2 juta ton dari 1,5 juta ton pada 2015. Rendemennya jatuh semua karena musim hujan yang berkepanjangan pada tahun lalu," kata Didik.

Untuk tahun ini, salah satu BUMN di bidang agro industri, farmasi dan alat kesehatan ini menargetkan laba konsolidasi meningkat 6% menjadi Rp 263 miliar dengan kontribusi terbesar diharapkan dari industri gula, yakni sebesar Rp147 miliar. Kemudian disusul sektor farmasi dan alat kesehatan sebesar Rp 82,1 miliar.

Ada pun target hasil gula sepanjang 2017 sekitar 315.000 ton. Target tersebut berasal dari jumlah tebu yang akan digiling sebanyak 4,22 juta ton dengan luas areal sebesar 53.775 hektare (ha). Seluruh produksi gula tersebut akan didistribusikan melalui Bulog untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula dalam negeri.

(Mentari Dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×