kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RNI gandeng Berdikari masuk bisnis ungggas


Selasa, 21 Februari 2017 / 17:10 WIB
RNI gandeng Berdikari masuk bisnis ungggas


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Peternakan unggas masih menjadi bisnis yang menarik di Indonesia. Selain karena peluang pasarnya masih besar, bisnis yang menyangkut kebutuhan pangan masyarakat ini juga masih dikuasai beberapa industri swasta saja.

Untuk menyeimbangi peran swasta yang dinilai sebagian kalangan justru mematikan bisnis perunggasan milik rakyat, BUMN pun mulai mengambil peran.  Kini, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mengandeng PT Berdikari (Persero) mengembangkan peternakan unggas.

Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo mengatakan, kerja sama kedua perusahaan pelat merah ini dalam rangka menyukseskan program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Sebab, saat ini, tingkat protein hewani masyarakat masih di bawah rata-rata negara lain.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indoensia 53,9 gram per kapita per tahun. Padahal standar kecukupan konsumsi protein berada di angka 57 gram.

"Dalam kerjasama ini, kami memanfaatkan lahan anak perusahaan RNI yang ada di Gempol seluas 25 ha untuk peternakan unggas," ujar Didik kepada KONTAN, Selasa (21/2).

Didik menjelaskan, lahan tersebut milik PT RG Rajawali II. Nantinya, kedua perusahaan akan mengembangkan peternakan unggas dari hulu hingga ke hilir. Kerjasama ini juga akan dilakukan ke bisnis peternakan sapi yang diarahkan pada industri terintegrasi melalui pelaksanaan impor sapi, pengelolaan penggemukan sapi dan memanfaatkan kandang sapi milik PT RNI di Jatitujuh, Majalengka, dan komersialisasi hasil peternakan, hingga pengembangan indukan atau breeding di arel PT Berdikari di Sidrap, Sulawesi selatan.

Menurut Didik, saat ini, tim dari dua perusahaan tengah menyusun kajian pengembangan sektor bisnis perunggasan. Ia berjanji akan menyusun pola bisnis yang terbaik. Kendati sudah merancang, Didik masih enggan menyebutkan berapa nilai investasi yang dibutuhkan dalam pengembangan bisnis ini. Ia juga masih enggan membeberkan seperti apa skema kerjasama kedua perusahaan ini secara detail.

Namun dalam konsep awal, peternakan yang akan dikembangkan berbasis pembibitan sampai dengan final stock dan pembangunan pabrik pakan untuk memenuhi pakan secara mandiri. Dalam pemasaran, aset lemari pendingin atau cold storage milik RNI akan dimaksimalkan fungsinya.

Kemudian dalam hal pemasaran akan lebih diutamakan melalui market place di pasar produk BUMN via online yang dikelola PT Rajawali Nusindo, anak usaha RNI yang bergerak di bidang distribusi perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×