Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PT Sentul City Tbk (BKSL) semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu pengembang dengan kepemilikan cadangan lahan (landbank) dalam jumlah yang sangat luas. Perusahaan itu telah berhasil menguasai landbank seluas 273 hektare (ha) baru-baru ini di wilayah kabupaten Bogor.
Sementara sebelumnya, BKSL telah menguasai lahan seluas 15.000 hektare (ha) yang tersebar di kawasan Sentul City dan Jonggol. Dari total lahan tersebut baru sekitar 2.000 ha yang telah dikembangkan.
"Jadi lahan kami yang undeveloped sebelumnya masih ada sekitar 13.000 ha," ungkap Bayu Irsan, Investor Relation BKSL pada KONTAN, Jumat (22/9).
BKSL berhasil mengakusisi 273 ha lahan lagi dari PT Graha Sejahtera Abadi (GSA) yang terletak di empat kawasan yaitu Desa Citaringgul, Desa Cijayanti, Desa Sumur Batu dan Desa Karang Tengah. Bayu bilang, perusahaan telah mengakuisisi 99,9% saham GSA senilai Rp 2,02 triliun.
Akuisisi tersebut dilakukan lewat tukar guling saham dengan aset atau imbreng dengan PT Sakti Generasi Perdana (SGP) yakni salah satu pemilik saham BKSL. SGP ini sebelumnya merupakan pemilik 99,9% saham GSA.
BKSL menggelar aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue pada kuartal II 2017 lalu sebanyak 20,7 miliar lembar saham dengan perolehan dana sekitar Rp 2,1 triliun. Lewat aksi ini, kepemilikan SGP pada saham BKSL naik dari semula 7,94% menjadi 41,65% lantaran dua pemegang saham pengendali sebelumnya tidak mengeksekusi haknya.
Bayu mengatakan, seluruh lahan yang dimiliki GSA tersebut masih berupa landbank. BKSL belum memiliki rencana untuk mengembangkan lahan tersebut dalam waktu dekat karena perusahaan masih akan fokus menyelesaikan pengembangan proyek mixed use bertajuk Centerra.
Tahun ini, BKSL belum memiliki rencana untuk mengembangkan proyek baru. Perusahan masih akan fokus memasarkan pasokan yang ada di proyek eksisting untuk mencapai target marketing sales Rp 1,2 triliun serta fokus menyelesaikan proyek komersial yakni Aeon Mall.
Hingga Agustus 2017, BKLS telah mengantongi marketing sales sekitar Rp 600 miliar -Rp 700 miliar. Bayu optimistis, target pra penjualan yang telah dipatok perusahaan masih bisa tercapai hingga akhir tahun. "Pasalnya, kami tidak hanya mengandalkaan pasokan proyek eksisting tetapi juga mengandalkan penjualan tanah kavling," ungkap Bayu.
Bayu mengatakan, perusahaan telah meneken perjanjian penjualan tanah kavling kepada investor dimana satu investor membeli kavling seluas 10 ha untuk dibangun menjadi kawasan training center dan suka melakukan pembayaran uang muka. Namun, dia tidak menyebutkan luasan lahan yang akan dijual ke investor yang kedua. "Luasnya tidak sebesar yang pertama," kata Bayu.
Adapun proyek-proyek eksisting yang masih jadi andalan penjualan BKSL tahun ini antara lain apartemen verdurra yang merupakan bagian dari proyek mixed use Centtera. Apartemen ini merupakan proyek kerja sama BKSL dengan PP Properti. Hingga saat ini penjualannya baru mencapai 20%.
Selain itu, BKSL masih akan terus memasarkan sisa stok yang ada di proyek landed seperti kluster Spring Mountain dan Green Mountain. Kemudian perusahaan akan terus melanjutkan pembangunan dan penjualan Alana Kondotel. Pembangunan kondotel ini baru 90% dan ditargetkan selesa akhir tahun, sedangkan penjualannya baru sekitar 60%-70%.
Adapun pembangunan proyek Aeon Mall di kawasan Centtera per akhir Juli sudah mencapai 35% dan ditargetkan bisa beroperasi sebelum lebaran 2018. Bayu yakin target tersebut bisa tercapai karena topping off atau tutup atap pembangunan mall yang akan berdiri di lahan 1 ha itu akan dilakukan pada November mendatang.
"Saat ini pembangunannya mungkin sudah lebih dari 40% dan progresnya jauh di atas target awal karena kami memang mengejar bisa beroperasi sebelum Lebaran dan libur sekolah," jelas Bayu.
Proyek Superblok Centera akan dibangun di atas lahan sekitar 7,8 ha di Sentul City. Selain mall, kawasan ini akan dilengkapi dengan empat tower apartemen, satu tower office tower dan satu hotel bintang lima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News