kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Lapangan Migas Sukowati Jadi Kandidat Utama Pilot Injeksi Karbon


Jumat, 28 Oktober 2022 / 18:52 WIB
Lapangan Migas Sukowati Jadi Kandidat Utama Pilot Injeksi Karbon
ILUSTRASI. Lapangan Sukowati Pertamina EP


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyampaikan Lapangan Migas Sukowati merupakan salah satu lapangan yang potensial untuk injeksi karbon dioksida (CO2). Adapun saat ini injeksi emisi akan dilakukan di berbagai lapangan yang memiliki potensi dekarbonsiasi. 

“Lapangan Sukowati merupakan one of the best candidate untuk pilot injeksi CO2. Sukowati tekanannya lebih tinggi, tidak sekompleks di Lapangan Jatibarang,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/10). 

Selain Lapangan Sukowati, lapangan migas lainnya yang dibidik untuk injeksi CO2 adalah Gundih, Ramba Subang, Akasia Bagus dan Betung. Lapangan-lapangan tersebut dikelola Pertamina Hulu Energi (PHE) dengan potensi dekarbonisasi di kisaran 15 juta ton carbon equivalen

Untuk kawasan Asia Tenggara, injeksi CO2 juga dilakukan di Rang Dong - Vietnam dan cukup berhasil. Peningkatan produksi yang diperoleh sekitar 1,5 kali. 

Baca Juga: Pemerintah Raih PNBP Rp 174,88 Miliar dari Pengelolaan BMN Hulu Migas

"Injeksinya seperti ini juga, satu sumur dan bisa naik (produksinya) 1,5 kali. Dia lebih susah pengadaan CO2-nya, tapi berhasil naik 1,5 kali lipat," papar Dirjen Migas.

Berdasarkan studi yang telah dilakukan Lemigas Kementerian ESDM dan studi lainnya, Indonesia memiliki potensi storage sekitar 2 Giga Ton CO2 pada depleted reservoir migas yang tersebar pada beberapa area dan sekitar 10 Giga Ton CO2 pada saline aquifer di West Java dan South Sumatera Basin. 

Hasil kajian lain yang dilakukan oleh ExxonMobil memperkirakan potensi storage jauh lebih besar yaitu sekitar 80 Giga Ton CO2 pada saline aquifer, sementara dari hasil kajian Rystad Energy memperkirakan lebih dari 400 Giga Ton CO2 pada reservoir migas dan saline aquifer Indonesia. 

Untuk mengeksplor lebih lanjut, saat ini Ditjen Migas sedang menyiapkan tim untuk memetakan potensi potensi kapasitas CO2 storage di Indonesia yang nantinya akan melibatkan berbagai pihak termasuk SKK Migas dan Pertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×