Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Len Industri dan PT Indo Solusi Utama tengah bersaing dalam memperebutkan pengelolaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Fotovoltaik di Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas 5 Megawatt (MW). Pemenang lelang pembangkit ini rencananya akan ditetapkan pada akhir Januari ini.
Alihudin Sitompul, Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, PLTS Kupang akan menjadi pembangkit setrum bertenaga matahari pertama yang dikelola oleh pihak swasta alias independent power producer (IPP). "Lelangnya sudah tahap akhir, kami masih menunggu hasil pemeringkatan dari kedua perusahaan ini dari panitia," kata dia ke KONTAN, Selasa (14/1).
Seperti diketahui, mulai 2014 ini, pemerintah mulai melibatkan kalangan swasta untuk berinvestasi di sektor pengadaan setrum dari PLTS. Sebelumnya, Kementerian ESDM hanya mengalokasi anggaran negara untuk pembangunan pembangkit surya di daerah tertentu dengan produksi listrik skala kecil.
Rencananya, pemerintah akan melelang 80 titik di 22 provinsi untuk lokasi pembangunan PLTS Fotovoltaik. Adapun total kapasitas setrum yang dapat dihasilkan mencapai 140 megawatt MW, dengan proyeksi investasi mencapai total investasinya dapat mencapai Rp 4,2 triliun.
Menurut Alihuddin, hingga sekarang delapan titik yang baru dilelang, dan hanya PLTS Kupang yang proses tahapannya hampir final. Dia bilang, pihaknya menargetkan seluruh titik sudah dapat dimulai proses tendernya pada Juni 2014 mendatang.
Khusus PLTS Kupang, terdapat tujuh perusahaan yang mendaftar sebagai perusahaan lelang. Namun, PT Kharisma Ambhara Sakti, PT Matra Mandiri Prima - konsorsium MDS, PT Brantas Energi, PT Widjajatunggal Sejahtera - Konsorsium dengan SunEdison Energy Holding BV, dan PT Listrik Surya Kepulauan tidak lolos kualifikasi lantaran tidak memenuhi persyaratan tender.
Kini, yang tersisa tinggal Len Industri dan Indo Solusi Utama. Menurut Alihudin, investasi untuk pembangunan PLTS Kupang mencapai sekitar Rp 125 miliar hingga Rp 130 miliar, jumlah tersebut belum termasuk pembebasan lahan seluas 6 hektare. "Kami targetkan, penetapan pemenang serta tandatangan kontrak pada akhir Januari ini, sedangkan tahapan konstruksi akan berlangsung enam bulan," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News