Reporter: Barly Haliem, David Oliver Purba, Markus Sumartomdjon, Merlinda Riska | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah tetap ngotot akan membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Bahkan, kemarin, Presiden Joko Widodo menyatakan tak khawatir jika putusan tersebut akan berujung pada penjatuhan sanksi dari federasi sepakbola dunia atau FIFA bagi Indonesia.
Penegasan itu boleh jadi bikin ketar-ketar banyak kalangan. Bukan saja para pemain sepak bola, pengurus klub atau pengurus PSSI. Para pebisnis yang berkecimpung di seputar dunia sepak bola Indonesia juga resah karena menyangkut perputaran duit ratusan miliar rupiah hingga triliunan rupiah. Lihat saja, perhelatan Indonesia Super League (ISL) yang musim ini berlabel QNB League bisa buyar.
Sponsor perhelatan ini bisa meradang. Pun pemilik hak siar pertandingan, seperti yang dialami Rajawali Citra Televisi (RCTI). Salah satu televisi di bawah bendera MNC Group ini sudah terlanjur membayar 90% dari total hak siar QNB League musim 2015-2016. Hanya, Syafril Nasution, Direktur Hubungan Korporat RCTI, tak memerinci nilai duit yang mereka keluarkan.
Namun, seorang sumber KONTAN yang berkecimpung di bisnis bola ini membisikkan, nilai kontrak hak siar tahun ini tak kurang dari Rp 150 miliar. Selain urusan sponsor, RCTI juga harus mencari pengganti program sepakbola terbesar di Tanah Air tersebut.
Asal tahu saja, selama satu musim laga berlangsung, ada sekitar 300 pertandingan. Berdasarkan penelusuran KONTAN, QNB sudah meneken perjanjian dengan Liga Indonesia, selama tiga musim, mulai 2015-2017. "Berapa nilainya, itu urusan BV Sports," ucap Tigor Shalom Boboy, Sekretaris PT Liga Indonesia.
BV Sports merupakan pihak yang ditunjuk PT Liga Indonesia untuk urusan komersial selama 10 tahun, sejak 2013 -2023. Meski tak memerinci nilai kontraknya, namun bila direrata, nilai kontrak permusim berkisar Rp 100 miliar.
Pada dua musim awal, nilai kontrak tidak berubah. Baru pada 2015 ada kenaikan nilai kontrak secara progresif. "20%-25%," katanya. BV Sports menjanjikan tayangan QNB League berkualitas high definition (HD) di seluruh pertandingan baik di domestik ataupun internasional, setelah kenaikan nilai kontrak.
Selain sponsor liga, sponsor klub juga resah. PT Panatrade Caraka, produsen perlengkapan olahraga merek Specs, misalnya. Musim ini, Panatrade menjadi sponsor dua klub ISL, yakni Persipura dan Arema Cronus.
Menurut Arif P Wirawan, Presiden Direktur PT Panatrade Caraka, sebelum laga QNB League berlangsung, pihaknya sudah memberi perangkat olahraga seperti jersey, sepatu, kaos kaki, bola dan lain-lain kepada dua klub sepakbola ini. Masing-masing bernilai sekitar Rp 2 miliar. "Padahal kami sudah berikan di awal musim," katanya.
Arif berharap citra merek Specs bisa terangkat dengan menyeponsori ISL. Apalagi tiap klub harus menjalani 34 pertandingan. Erwin Aksa, pemilik dari Bank QNB Kesawan, tak mau berkomentar. Alasannya, urusan sponsorship ISL itu urusan QNB Group.
PT Freeport Indonesia, sponsor Persipura tak begitu kehilangan duit. "Dana sponsor ini antara lain untuk membayar bonus pemain Persipura jika juara ISL dan AFC. Jika tak menang atau tidak main, dana tidak full," kata Daisy Primayanti, Jurubicara Freeport.
PT Liga menyadari kekecewaan para sponsor liga, kendati tak bisa berbuat apa-apa. Tigor menjanjikan, pihaknya dengan BV Sports tengah berupaya kompetisi bisa berjalan lagi September 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News