kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Limbah abu batubara dimanfaatkan produsen semen sebagai bahan baku alternatif


Jumat, 19 Maret 2021 / 18:12 WIB
Limbah abu batubara dimanfaatkan produsen semen sebagai bahan baku alternatif
ILUSTRASI. Industri semen. KONTAN/Fransiskus Simbolon/0205/2017


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan mencabut Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) atau limbah padat dari proses pembakaran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari daftar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). 

Sejatinya, FABA bisa dimanfaatkan untuk sejumlah keperluan di sektor konstruksi, salah satunya sebagai bahan baku alternatif untuk  semen. Sejak lama, sejumlah produsen semen lokal telah memanfaatkan FABA untuk keperluan ini. Sebut saja PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). 

Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Perkasa, Antonius Marcos menjelaskan, sudah sejak lama INTP menggunakan FABA sebagai bahan baku semen. "Karena kami memiliki izin untuk mengelola FABA tersebut di mana itu merupakan kontribusi kami selaku pabrikan semen untuk membantu memusnahkan limbah B3," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/3). 

Antonius menegaskan untuk kepentingan kelestarian lingkungan, pabrik semen menjadi salah satu alternatif pembuangan yang terbaik dan aman. Pabrik semen punya peralatan penangkap debu modern misalkan bag filter atau electrostatic precipator untuk  memastikan emisi debu di bawah standard yang ditetapkan Pemerintah.  

"Juga pabrik semen dapat memastikan zero waste dari pemakaian limbah tersebut dalam proses produksi kami," kata Antonius. 

Baca Juga: Asosiasi pertambangan batubara Indonesia (APBI) dukung pemanfaatan FABA

Christian Kartawijaya, CEO Indocement Tunggal Prakarsa menambahkan rata-rata material FABA yang digunakan di semen INTP sekitar 10%-15% bahkan bisa mencapai 20% daripada semen. "Hal ini tergantung jenis semen dan harganya," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Jumat (19/3). 

Kendati FABA sudah diputuskan bukan lagi sebagai limbah B3, Christian menegaskan tetap saja penggunaannya dikontrol secara ketat. Menurutnya, tidak bijaksana jika hanya limbah ini hanya ditimbun dan ditutup di tanah sehingga harus dimanfaatkan supaya tidak ada limbah yang terbuang. 

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) juga menggunakan FABA sebagai bahan baku alternatif produksi semen. 

Melansir Laporan Tahunan (Annual Report) 2020 Semen Indonesia yang dirilis pada (18/3), manajemen SMGR menjelaskan pemanfaatan bahan baku alternatif memiliki makna ganda bagi Semen Indonesia, selain menjadi penghematan bahan baku utama dan membantu mencegah pencemaran lebih lanjut yang dihasilkan oleh industri lain, juga menghasilkan pendapatan lain bagi perusahaan.

Beberapa bahan baku alternatif yang telah secara rutin dimanfaatkan oleh SIG antara lain bottom ash, fly ash, dust EAF, steel slag, COCS, spent bleaching earth, drilling cutting dan paper sludge. 

Volume penggunaan bahan baku alternatif yang digunakan SIG terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Adapun target SIG untuk meningkatkan bisnis keberlanjutan sesuai dengan poin yang tertuang dalam SDG hingga 2024 mendatang adalah memanfaatkan 1,9 juta ton limbah sebagai bahan baku alternatif. 

Selanjutnya: Penghapusan FABA dari daftar limbah B3 disebut menutup celah praktik mafia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×