kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lindungi pasar tradisional agar geliat ekonomi di era new normal terjaga


Selasa, 16 Juni 2020 / 10:36 WIB
Lindungi pasar tradisional agar geliat ekonomi di era new normal terjaga
ILUSTRASI. edagang sayuran di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Sabtu (13/6). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menerapkan sistem ganjil genap kios pedagang di pasar-pasar yang berada di bawah kelolaan PD Pasar Jaya. Hal tersebut untuk meminimalisir penyebaran covid


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Meski begitu, Piter menilai fundamental perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19 masih tergolong baik secara keseluruhan, meskipun pada kuartal I-2020 hanya mampu mencapai pertumbuhan di level 2,97%.

Baca Juga: Data IKAPPI: 477 pedagang pasar di Indonesia positif corona, 27 pedagang meninggal

Pelemahan tersebut, kata Pieter patut dimaklumi karena tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di hampir seluruh negara yang bahkan lebih besar penurunannya.

Dihubungi Minggu (14/6/2020) ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani menyarankan agar pemerintah memperketat dan mengatur mekanisme pengawasan di pasar tradisional, mall, di masa transisi normal baru agar tidak banyak terjadi penularan di tempat umum.

Pasalnya, jika sudah bicara masyarakat di tempat umum, jika tidak ada protokol yang sangat ketat serta penegakan hukum atas protokol tersebut, akan berbahaya karena masyarakat bisa tak disiplin. 

Dia mengkhawatirkan terkait protokol kesehatan ini karena tidak memiliki aspek penegakan hukumnya untuk menjalankan protokol tersebut, sehingga bisa berisiko memicu gelombang dua pandemi Covid-19.

"Ini bahaya karena orang menyepelekan penggunaan masker, perlindungan kesehatan sehingga akhirnya bisa berdampak pada perekonomian," ujarnya.

Padahal dengan adanya pelonggaran PSBB para investor mulai percaya, jadi artinya jangan sampai terjadi gelombang dua Covid-19. Kalau sampai terjadi gelombang dua maka kepercayaan investor akan menurun.

"Ini yang menurut saya harus dijaga oleh karena itu pemerintah harus melibatkan sampai dengan tingkat RT/RW dan tempat-tempat umum seperti pasar harus ada yang betul-betul menjalankan tugas, kalau tidak penularannya akan masif," ujar Aviliani.

Terlebih, kata dia, belakangan ini terjadi perubahan perilaku konsumen secara signifikan yang lebih mengutamakan kebutuhan primer, ditambah upaya menjaga serta merawat kesehatan pada masa normal baru.




TERBARU

[X]
×