kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.365   44,00   0,27%
  • IDX 7.918   12,11   0,15%
  • KOMPAS100 1.105   -4,30   -0,39%
  • LQ45 814   -3,87   -0,47%
  • ISSI 266   0,13   0,05%
  • IDX30 422   -2,12   -0,50%
  • IDXHIDIV20 491   -1,19   -0,24%
  • IDX80 123   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 132   -0,76   -0,57%
  • IDXQ30 136   -0,84   -0,61%

Lion Air Group: Industri pendukung penerbangan perlu pembenahan


Rabu, 25 April 2018 / 17:06 WIB
Lion Air Group: Industri pendukung penerbangan perlu pembenahan
ILUSTRASI. Pesawat Lion Air


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan Lion Air Group mengeluhkan sejumlah perizinan dari pemerintah terkait pengadaan komponen dan suku cadang pesawat. Hal ini disebut akan menghambat industri di Indonesia untuk bisa bersaing pada Asean Single Aviation Market.

Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait mencontohkan misalnya untuk impor ban pesawat, terlalu banyak pos kementerian yang harus dilalui maskapai yang membuat proses impor terlalu lama.

“Proses impor ban ke Indonesia harus dapat rekomendasi dari Kemhub, Kemdag kemudian baru ke Bea Cukai di Tanjung Priok tujuh hari dengan kontainer 40 feet. Kalau di Malaysia tidak begitu. Cepat karena prinsipnya satu, kalau kami pengguna bukan pedagang,” tutur Edward Rabu (25/4).

Edward menambahkan untuk pergantian spare part di negara lain, hanya butuh setengah jam sementara di Indonesia harus menunggu lima hari.

Bagi Edward pembenahan di hal-hal tersebut yang perlu dilakukan agar Indonesia bisa bersaing dalam ASEAN SAM. Baginya, pemerintah perlu memperlakukan industri penerbangan serta industri turunan yang menjadi pendukungnya dilihat sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×