kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Logo wisata pendongkrak omzet


Jumat, 11 Agustus 2017 / 11:00 WIB
Logo wisata pendongkrak omzet


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Kementerian Pariwisata (Kempar) terus berupaya menggeber  industri pariwisata domestik lewat logo Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia. Kali ini, melibatkan para pengusaha domestik. 

Ada sebanyak 28 perusahaan yang sudah meneken nota kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata (lihat tabel). Jadi, perusahaan tersebut bisa mencantumkan logo Wonderful Indonesia atau bisa juga Pesona Indonesia di masing-masing produk atau logo perusahaan yang bersangkutan. "Sudah ada 28 brand sudah memorandum of understanding (MOU) dan targetnya kami bisa bekerjasama dengan 100 brand. Nanti dilihat lagi perkembangannya," tutur Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Kamis (10/8).

Dalam menentukan produk atau merek yang bisa memakai logo tersebut atau Kempar namakan sebagai Wonderful Indonesia Co-Branding Forum, adalah merek yang Arif klaim yang usdah setara dengan merek Wonderful Indonesia. Atau setidaknya merupakan merek lokal yang menggambarkan pariwisata Indonesia. "Seperti Sari Ayu Martha Tilaar mereknya tinggi mana dengan Wonderful Indonesia. Ternyata brandnya setara," ucap  Arief.

Supaya kerjasama tersebut bisa lebih ditingkatkan, Arief bakal melakukan pertemuan dengan para pengusaha tersebut. Langkah ini dirasa perlu lantaran dirinya ingin brand Wonderful Indonesia bisa mengalahkan promo wisata yang bertajuk Amazing Thailand. 

Saat ini, peringkat merek pariwisata Wonderful Indonesia sudah menduduki peringkat 47.  Ini melonjak jauh dari tahun lalu yang baru peringkat 100. Hasil ini membuat promo Wonderful Indonesia mengalahkan Malaysia lewat Truly Malaysia. 

Untuk tahap awal, perusahaan yang sudah teken kerjasama ini bisa menyematkan logo wisata Indonesia itu ke masing-masing produk secara gratis. Sebab baik Kempar atau produk domestik bakal punya respon positif dari kerjasama itu. 

Untuk perusahaan sendiri, "Minimal pendapatan perusahaan tersebut bisa tumbuh 60% dan bisa menguasai pasar China," timpalnya. 

Hardianto Atmadja, Chief Executive Officer Garuda Food sendiri menyambut positif adanya logo wisata tersebut. Kebetulan, perusahaan ini tengah fokus menggarap pasar ekspor ke Asia Pasifik, termasuk juga China. Terutama untuk produk Gery Malkist. "Dengan logo co-branding ini, kami akan terus memasarkan produk khas Garuda Food ," katanya di kesempatan yang sama.

Irwan Hidayat,pemilik PT Sido Muncul sendiri langsung merespon keberadaan logo tesebut. Sebab ia termasuk salah satu pengusaha yang getol membuat iklan untuk produk Sido Muncul yang bertemakan wisata. 

Kalau Hardianto ingin produknya lebih dikenal luas di pasar luar negeri, Irwan cukup di pasar domestik saja. Sebab potensi pasar Indonesia masih besar. "Yang bisa mengembangkan pasar dalam negeri  ya harus dalam negeri dulu," ucap Irwan.

Sedangkan Martha Tilaar menyebut kolaborasi di antara pemerintah dan perusahaan ini makin menyatukan sebagai produk lokal. Sayang, ketiga pengusaha tersebut tidak merinci soal target spesifik setelah menjalin kerjasama dengan Kempar.

Adapun pemilik Krisna oleh-oleh, Gusti Ngurah Anom atau yang akrab disapa Ajik Cok bakal lansung menempelkan logo Wonderful Indonesia ke produk oleh-oleh Krisna. Ia harap ada tambahan omzet 25% dari omzet rata-rata Rp 1 miliar per bulan. 

Sementara menurut Pemilik Dapur Solo, Swandani Kumarga dengan adanya Co-branding Wonderful Indonesia justru memacu pengusaha untuk bisa maksimal dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan.                  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×