Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. L’Oréal Indonesia memperluas strategi bisnisnya di segmen kecantikan premium dengan meluncurkan kampanye Join The Refill Movement, bertepatan dengan peringatan World Refill Day.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi global L’Oréal for the Future yang menempatkan keberlanjutan sebagai pilar utama pertumbuhan jangka panjang.
Kampanye ini juga menjadi wujud konkret pilar Drive Circularity yang mendorong transisi menuju ekonomi sirkular dalam industri kecantikan.
Baca Juga: Dorong Generasi Muda Berinovasi, Jawara L’Oréal Brandstorm 2025 akan Tanding di Paris
Dorong Circular Economy Lewat Inovasi Refill-at-Home
Melalui inovasi refill-at-home, L’Oréal merespons pergeseran preferensi konsumen yang semakin sadar lingkungan.
Berdasarkan data internal, 86% Gen Z menunjukkan minat tinggi terhadap produk berkelanjutan, dan 90% konsumen usia 18–24 bersedia membayar lebih untuk kemasan isi ulang.
Menjawab tren ini, L’Oréal Indonesia menghadirkan kemasan refill untuk berbagai produk premium seperti skincare, hair care, dan fragrance dari merek-merek unggulan antara lain Kérastase, Lancôme, Kiehl’s, Yves Saint Laurent (YSL) Beauty, dan Giorgio Armani.
“Dengan refill-at-home, konsumen tetap menikmati kemewahan, namun dengan pengalaman yang lebih bertanggung jawab,” ujar Venesia Rizani, Business Unit General Manager YSL Beauty & Armani Beauty Indonesia dalam keterangan resminya, Senin (16/6).
Beberapa produk telah menunjukkan dampak konkret. Refill Kérastase Elixir Ultime Hair Oil, misalnya, mampu mengurangi penggunaan kaca hingga 148 ton per tahun.
Adapun refill Kiehl’s Ultra Facial Cream menghemat hingga 61% penggunaan plastik.
Baca Juga: 5 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Digunakan di Bawah Mata, Bikin Iritasi
Efisiensi Biaya, Citra Merek, dan Peluang Baru
Inovasi refill tidak hanya berdampak pada pengurangan limbah, tetapi juga membuka peluang monetisasi baru.
Freddie Banks, General Manager L’Oréal Professional Product Division Indonesia menyebut, kemasan refill 10%–30% lebih ekonomis dibandingkan kemasan baru, tanpa mengorbankan kualitas maupun estetika.
“Refill-at-home adalah bentuk smart luxury. Konsumen merasa berdaya karena bisa berkontribusi terhadap lingkungan, sekaligus menikmati kemewahan produk,” kata Banks.
Strategi ini juga didukung dengan aktivasi pop-up store berkonsep keberlanjutan, program insentif konsumen, hingga pelibatan beauty advisor sebagai agen perubahan.
Baca Juga: Rahasia Awet Muda, Lakukan 5 Kebiasaan Ini Secara Rutin
Strategi Jangka Panjang: Bangun Budaya Kecantikan Berkelanjutan
L’Oréal menargetkan seluruh kemasan produknya dapat diisi ulang, didaur ulang, atau terurai secara hayati (kompos) pada 2030.
Kampanye Join The Refill Movement pun menjadi pernyataan arah bisnis ke depan.
“Gerakan refill ini bukan sekadar kampanye lingkungan, tapi strategi bisnis jangka panjang yang melibatkan kolaborasi antara brand, konsumen, dan pemerintah,” ujar Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oréal Indonesia.
Menggandeng publik figur seperti Jolene Marie dan memanfaatkan storytelling digital, L’Oréal berupaya membentuk budaya baru dalam industri kecantikan: mewah dan berkelanjutan tak lagi saling bertentangan, melainkan saling menguatkan.
Selanjutnya: Kredit UMKM Tumbuh Lambat, Apakah Bunga Kredit Tinggi Jadi Pemicu?
Menarik Dibaca: Ini Cara Lunasi Cicilan Pinjaman Rp 10 Juta Setiap Bulanan dan Biaya Tersembunyi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News