kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Low season, Citilink terbangkan 1,6 juta penumpang


Selasa, 06 Mei 2014 / 22:09 WIB
Low season, Citilink terbangkan 1,6 juta penumpang
ILUSTRASI. Alasan kenapa kucing takut air.


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Di masa low-season Januari-Maret, Citilink berhasil menerbangkan 1,6 juta penumpang di periode ini. Jumlah ini lebih banyak 32,2% dibanding periode tiga bulan yang sama tahun lalu.

Tak hanya itu, tingkat keterisian tempat duduk atau seat load factor Citilink juga naik menjadi 76% dari kapasitas yang ada, lebih tinggi ketimbang periode sebelumnya yang sebesar 74,1%.

Alhasil, selama tiga bulan pertama tahun ini, penjualan tiket Citilink mencapai US$ 71,9 juta, naik 35,3% year on year dari sebelumnya US$ 53,1 juta. Menurut manajemen, pencapaian perusahaan sejauh ini masih sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan.

Dengan membukukan kinerja positif di periode awal tahun, manajemen Citilink berharap, perusahaan di tahun ini bisa menghapus rugi. Sejak didirikan tahun lalu, Citilink masih membukukan rugi di akhir tahun 2013.

Perusahaan penerbangan tiket murah atau low cost carrier anak PT Garuda Indonesia ini berharap sudah bisa mencetak laba di tahun 2015.

Arif Wibowo, Presiden dan CEO Citilink menilai, ini merupakan sinyal yang baik agar bisa terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan prinsip perusahaan simple, on time, convenience.

“Meskipun masih merugi, dibanding periode yang sama tahun lalu, terlihat perubahan yang cukup signifikan. Indikator-indikator selama kuartal pertama tahun ini menunjukkan peningkatan positif di segala aspek baik operasional maupun finansial, meski di tengah kondisi industri penerbangan yang pada umumnya melemah,” kata Arif.

Menurut dia, tahun ini bisnis low cost carrier masih akan berhadapan dengan beberapa tantangan mulai dari bencana alam, fluktuasi harga bahan bakar, nilai tukar rupiah, hingga kendala infrastruktur lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×