Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Pengembang properti PT Lippo Karawaci Tbk terus berekspansi ke sektor rumah sakit. Untuk itu, Lippo Karawaci mengalokasikan investasi US$ 175 juta untuk mengembangkan tujuh rumah sakit pada tahun depan.
Lippo Karawaci akan membangun tujuh rumah sakit tersebut di Medan, Kupang, Ambon, Surabaya dan Semarang. "Satu rumah sakit membutuhkan investasi sekitar US$ 25 juta," ujar Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya, akhir pekan lalu.
Dengan menambah tujuh rumah sakit, Lippo Karawaci memang ingin menggenjot pendapatan dari sektor pelayanan kesehatan. Selama ini, emiten berkode saham LPKR ini telah mengoperasikan 10 unit rumah sakit.
Budi menyatakan, potensi pendapatan yang diraih dari bisnis rumah sakit cukup bagus. "Hingga kuartal III tahun ini, divisi rumah sakit telah berkontribusi sebesar 33% total pendapatan Lippo Karawaci yang mencapai Rp 3,8 triliun," ungkap dia.
Pada tahun depan, manajemen Lippo Karawaci menargetkan kontribusi rumah sakit akan mencapai 40% dari total pendapatan perusahaan. Sepanjang 2013, Lippo Karawaci memproyeksikan pendapatan Rp 9,31 triliun, tumbuh 54,91% dari target pendapatan selama tahun ini yang senilai Rp 6,01 triliun.
Hingga akhir 2012, Lippo Karawaci mengharapkan tiga rumah sakit baru bakal beroperasi. Pada September lalu, Siloam Hospitals Makassar beroperasi. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kedua milik Lippo Karawaci di Sulawesi, setelah Siloam Hospitals Manado yang beroperasi Juni lalu. "Setelah itu menyusul di Bali dan Palembang," tutur Budi.
Hingga tiga tahun mendatang, perseroan ini menargetkan memiliki 27 rumah sakit yang bernaung di bawah brand Siloam Hospital. Pada 2015 nanti, Lippo Karawaci menargetkan pendapatan rutin perusahaan dari bisnis rumah sakit dan mal mencapai 50% dari total pendapatan konsolidasi. Pada 2015 mendatang, Lippo Karawaci menargetkan pendapatan rutin dari rumah sakit mencapai US$ 600 juta atau Rp 5,7 triliun (1 US$ = Rp 9.500).
Namun, Lippo Karawaci belum melupakan bisnis mal. Perusahaan pemilik lebih dari 20 pusat belanja di Indonesia ini siap membangun empat mal baru pada tahun depan. Nilai investasi total di proyek itu mencapai US$ 140 juta.
Hanya saja, manajemen belum bersedia menyebutkan lokasi pusat belanja tersebut. Yang pasti, lokasi yang memungkinkan untuk mengembangkan pusat belanja antara lain Bali, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News